SUKABUMI – International Professional Institute (IPI) Sukabumi terus menancapkan kemampuannya dalam pemenuhan tenaga kerja profesional di bidang pariwisata. Hal tersebut dibuktikan dengan memperluas jaringan kerjasama jaringan jasa pariwisata di Jepang dan Eropa.
Direktur Utama IPI Sukabumi Eko Pranajaya mengatakan, pasca meredanya Covid-19 di tahun 2022 ini membawa angin segar bagi para lembaga pelatihan keterampilan untuk bekerja di luar negeri. Tak terkecuali IPI Sukabumi, sebab saat ini kebutuhan akan tenaga kerja di Indonesia untuk kepentingan magang dan kerja di Jepang meningkat tajam.
Eko menyebutkan saat ini kebutuhan magang di Jepang per tahun membutuhkan 500-1000 orang untuk magang di Jepang untuk bekerja di sektor restoran, hotel, pengemasan makanan, pertanian dan kesehatan dengan gaji Rp10.000.000-Rp25.000.000/bulan.
Sementara untuk program kerja di Eropa sebanyak 350 orang di bidang hotel, restoran dan pertanian dengan gaji Rp10.000.000-Rp30.000.000 per bulan.
“Setelah vakum dua tahun karena pandemi IPI Sukabumi Alhamdulillah bisa kembali bangkit dan kami juga memperluas area kerjasama seperti Jepang dan Eropa dan Alhamdulillah di awal kerjasama dengan Jepang kita mampu memberangkatkan 287 orang yang berangkat magang ke Jepang. Nanti juga kita akan buka untuk gelombang ke 2,” tuturnya.
Eko menambahkan, dengan adanya peluang emas ini pun dimanfaatkan sebaik-baiknya bagi masyarakat Sukabumi khususnya bagi mahasiswa IPI Sukabumi, para siswa terlihat antusias mengikuti pelaksanaan seleksi dan medchal check up untuk pemberangkatan magang di Jepang yang dilaksanakan pada, Rabu (8/6) di Kampus IPI Sukabumi, Jalan R Syamsudin SH, Cikole Kota Sukabumi.
“Untuk gelombang pertama kita khususkan untuk ke Jepang yang mendaftar cukup banyak yaitu 287 orang baru nanti gelombang ke-2 kita buka seleksi dan medical check up untuk ke Eropa dang Australia untuk kuotanya kita sediakan 360 orang namun yang baru mendaftar baru 170 orang sehingga peluang untuk ke Eropa masih sangat terbuka sehingga kita pun membuka pendaftaran sampai September ini,” imbuhnya.
Rencananya para siswa yang lolos nantinya akan mendapat pelatihan selama enam bulan seperti bahasa Jepang, pengenalan budaya Jepang dan pelatihan lainnya. (wdy/radar sukabumi)
