Guru SDN 2 Caringin Gegerbitung Sukabumi Kenalkan Seni Budaya Sunda Sejak Dini pada Milenial

Guru SDN 2 Caringin Gegerbitung Sukabumi , Opan Sopandi.

SUKABUMI – Seni dan budaya selalu berpasangan, di mana ada seni di situ ada budaya. Begitupun di mana ada budaya di situ ada seni.

Intinya di setiap karya seni terdapat definisi kebudayaan itu sendiri dan pada setiap kebudayaan juga mengandung nilai serta estetika seni.

Bacaan Lainnya

Hal itu dikatakan Opan Sopandi. Pria kelahiran 1967 yang juga salah satu Guru SDN 2 Caringin Gegerbitung Sukabumi ini menilai perlunya peningkatan dan sosialisasi yang masif untuk mengenalkan seni budaya Sunda kepada generasi milenial sejak dini.

“Assalamualaikum dulur-dulur nu salembur, baraya nu aya di karota, wargi-wargi nu aya di luar nagri. Urang silih emutan jeung urang sunda deui.
Kade poho kana pangbalikan, kanu ngusik malikeun urang, kana purwadaksi jeung silih asah silih asih silih asuh. (Assalamualaikum saudara-saudara yang ada di kampung dan saudara-saudara yang ada di kota serta saudara-saudara yang ada di luar negeri. Jangan lupa kepada Tuhan yang menggerakan segala gerak kita, saling mengingatkan lagi sesama orang Sunda. Jangan lupa pada jati diri kita saling mengingatkan, saling sayang, dan saling mengayomi,red),” ujar Opan Sopandi, Sabtu (19/12/2020).

Menurut Opan yang juga aktif di organisasi Paguyuban Pasundan sebagai sekjen tingkat kecamatan itu bahwa budaya dan seni yang ada di Jawa Barat (Jabar) itu untuk menyatukan semua orang Sunda agar tidak lupa dengan ” Purwadaksi” atau tidak pernah lupa pada kebiasaan yang telah diwariskan leluhur.

“Urang pedar dina paguneman, nyaeta ngawangkong silih tempas ngagunakeun basa Sunda nu merenah. Kosakata Sunda kuno eksotis menjadi nama seseorang,” terang Opan dalam bahasa Sunda.

Dirinya mencontohkan dalam bahasa Sunda bahwa “Abi yoga ngandung harti hak anu utami”.

“Adiguna ngandung harti kacida alus jasana, perilaku nu sae (Adiguna mengandung arti perilaku yang baik). Sedangkan Andika mengandung arti sapaan hormat,” tuturnya.

“Jadi sangat luas arti dari budaya itu sendiri. Budaya menurut saya adalah tatanan atau pola hidup bersosial, sedangkan seni adalah hasil dari ide dan gagasan serta bisa diartikan gambaran dari budaya,” jelasnya.

Menurut Opan, seni itu sebagai produk. Misalnya yang digambarkan melalui lukisan, tarian atau sekarang lewat audio visual.

“Jadi setiap jenis kegiatan itu sendiri ada seninya masing-masing, dan seni budaya ini perlu dikenalkan sejak dini pada generasi kita ini yang sudah masuk dalam generasi milenial,” katanya.

Opan berharap, jangan sampai seni dan budaya tergerus oleh perkembangan zaman dan modernisasi serta teknologi yang semakin canggih ini.

“Jangan sampai seni budaya kita hilang ditelan zaman,” tegasnya.

Dirinya kembali menegaskan bahwa semua pihak memiliki tanggung jawab dalam mendidik generasi bangsa dengan budaya yang luhur, seperti tatakrama atau sopan santun serta budi pekerti.

“Pendidikan karakter tersebut bukan tanggung jawab pihak sekolah saja, tapi juga orang tua murid harus lebih berperan memberikan bimbingan dan contoh-contoh yang baik pada anaknya masing-masing. Begitu pun dengan kita semua harus bisa membimbing generasi kita dengan baik dan benar, agar mencintai budaya dan kearifan lokalnya,” pungkasnya. (*/yan)

 

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *