Era Digital tapi Penjualan Buku Meningkat

Mesya/JPNN.com FOTO DULU: Dirjen Kebudayaan Kemendikbud Hilmar Farid dan Kepala Bekraf Triawan Munaf usai persentase London Book Fair 2019.

RADARSUKABUMI.com, JAKARTA – Era digitalisasi rupanya tidak menurunkan minat masyarakat membeli buku. Malah ada kecenderungan, penjualan buku meningkat. Tercatat pada 2018, penjualan buku di Gramedia meningkat sekitar 12,5 persen.

Selain itu tema-tema buku yang dalam lima tahun terakhir berkutat di anak, sejak tahun lalu bergeser pada fiksi. Hal ini menurut Dirjen Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Hilmar Farid mesti jadi perhatian para penulis.

Bacaan Lainnya

Bahwa menulis buku harus selalu melihat tren pasar. Bukan sekadar menulis sesuai minat, dicetak, dan dijual. Laku 1.000 buku langsung puas.

“Bukan begitu cara berpikirnya. Harus dijadikan industri buku seperti yang terjadi di luar negeri. Apalagi sekarang ada pergeseran market,” kata Dirjen Hilmar dalam rangkaian London Book Fair 2019.

Sayangnya meski jumlah penjualan buku meningkat, pendapatan penulis cenderung menurun. Penyebabnya adalah hanya penulis dengan buku terlaris bisa menikmati peningkatan pendapatan. Sedangkan banyak penulis yang bukunya tidak laku sama sekali.

“Kenapa ini terjadi? Karena kualitas buku yang dibuat tidak sesuai keinginan masyarakat. Mestinya membuat buku sesuai perkembangan zaman. Saat ini orang cenderung baca buku fiksi, itu harus diperkuat dengan riset,” terangnya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *