Darah Warga SMKN 2 Disedot

SUKABUMI – SMK Negeri (SMKN) 2 Sukabumi menggiatkan gerakan donor darah di kalangan warga sekolah. Hal ini dilakukan, untuk menanamkan jiwa sosial sejak dini, yakni kepedulian untuk saling tolong menolong.

“Kami mendorong warga sekolah seperti siswa, para staf dan guru-guru agar mau rutin mendonorkan darahnya,” tutur Wakil Kepala Sekolah (Wakasek) Bidang Kesiswaan SMKN 2 Sukabumi, Slamet Widodo kepada Radar Sukabumi yang ditemui di sela-sela kegiatan, Senin (5/11).

Frekuensi donor darah maksimal lima kali setahun, atau berjarak minimal tiga bulan.
Pada kegiatan donor darah yang diselenggarakan bersama Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Sukabumi tersebut, pria yang akrab disapa Dodo itu menjelaskan betapa bermanfaatnya mendonorkan darah.

“Dengan donor darah, kualitas kesehatan kita meningkat sehingga lebih bersemangat lagi dalam melakukan aktivitas belajar sehari-hari,” ujarnya.

Menurutnya, dengan mendonorkan darah maka pelajar sudah memberikan manfaat yang luar biasa kepada orang yang membutuhkan. “Khususnya, pasien rumah sakit yang membutuhkan transfusi darah untuk mengobati penyakitnya,” imbuhnya.

Sekolah yang berdiri sejak 1998 silam itu, kini dipimpin oleh Didies Darmawan. Ada lima Program Studi (Prodi) yang ada di sini yaitu Teknik Komputer dan Jaringan (TKJ), Rekayasa Perangkat Lunak (RPL), Akuntansi dan Keuangan Lembaga, Bisnis Daring dan Pemasaran serta Otomatisasi dan Tata Kelola Perkantoran.

Berbarengan dengan aksi sosial donor darah, pihaknya juga mensosialisasikan calon Organisasi Siswa Intra Sekolah (Osis) dan MPK dan IT Exspo tiga hari.

“Kami pusatkan donor darah ini di ruangan UKS, mulai pukul 09.00-12.00 WIB,” ulasnya.
Para peserta harus mengisi formulir yang disediakan petugas PMI Kota Sukabumi, kemudian mereka satu per satu diperiksa atau dicek kesehatannya.

“Diantaranya Hemoglobin (Hb), berat badan, tinggi badan, golongan darah. Setelah dilakukan pengecekan bertahap, si pendonor akan dinyatakan lulus untuk donor darah dengan umur minimal 17 tahun,” terangnya.

Di usia itu, perkembangan tubuh telah sempurna. Berat badan pendonor minimal 45 kg, karena kurang dari itu pengurangan darah dikhawatirkan akan mengganggu keseimbangan sistem kerja tubuh.

“Temperatur tubuh juga harus normal, antara 36,6-37,5 derajat Celsius. Frekuensi donor darah maksimal lima kali setahun, atau berjarak minimal tiga bulan,” imbuhnya.

 

(cr4/t)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *