Liva Eka Damayanti, Perajin Olahan Susu Segar Mengolah Susu Segar Menjadi Permen dan Tahu

DEDY JUMHARDIYANTO, Tegaldlimo

MENDUNG hitam terlihat menyelimuti langit. Tidak lama rintik hujan mulai turun. Seorang perempuan tengah menenteng alat vakum (penyedot). Pada alat itu, ada empat penyedot dengan ukuran sebesar botol dot bayi dan dihubungkan dengan pipa tangki berbahan stainless steel.

Perempuan itu berjalan menuju kandang sapi yang berada di belakang rumahnya. Dengan hati-hati, dia memegang puting sapi dan memasukkan ke dalam alat penyedot. Susu segar pun mengalir ke pipa dan tabung. Satu per satu sapi yang sudah berumur lebih dari 1,5 tahun itu diperah. Susu hasil perahan dimasukkan dalam tabung berukuran 15 liter.

“Mengambil susu ini setiap pagi dan sore,” cetus Liva Eka Damayanti, perempuan itu.
Susu segar hasil perahan itu harus dituang dan dimasukkan ke dalam cooling unit atau tempat pendingin dalam waktu kurang dari satu jam.

Jika tidak segera disimpan dalam mesin pendingin, maka grade (kualitas susu) akan turun karena akan terkontaminasi bakteri di sekelilingnya. “Makanya dalam memperlakukan susu segar harus benar,” ujar Liva.

Sebelum melakukan pemerahan susu, kondisi kandang dan sapi harus bersih. Bahkan, puting sapi yang akan diperah harus dibersihkan. Itu dilakukan demi menjaga kualitas susu. Jika tidak diperhatikan, bisa dipastikan hasil susu segar yang diperah akan anyir mirip sapi, dan kualitas susu kurang baik.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *