5 Tahun Bungkam karena Takut, Misem Tahu 4 Anaknya Dibunuh Saudara

Winarti, yang merupakan ibu dari korban bernama Vivin, menangis saat menjemput jasad anakya di RSUD Margono.Dimas Prabowo/radarmas

BANYUMAS – Penemuan 4 kerangka manusia di Desa Pasinggangan, Kecamatan Banyumas, memunculkan fakta baru.

Kerangka manusia yang masih satu keluarga itu ditemukan di belakang rumah orang tuanya, Misem (76) pada Sabtu, (24/8) lalu.

Bacaan Lainnya

Mereka dibunuh pada 9 Oktober 2014. Empat korban yakni Supratno alias Ratno (51), Sugiono alias Yono (46), Heri Sutiawan alias Heri (41), dan Vivin Dwi Loveana alias Pipin (22).

Ratno, Yono, dan Heri adalah saudara kandung. Sedangkan Pipin adalah anak dari Ratno yang saat itu berstatus mahasiswi.

Otak pembunuhan adalah kakak kandung korban, Saminah (53). Motifnya tanah warisan.

Saminah memerintahkan tiga anaknya, Sania Roulitas alias Sania (37), Irvan Firmansyah alias Irvan (32), dan Achmad Saputra alias Putra (27) untuk menghabisi para korban.

Orang tua korban, Misem ternyata mengetahui peristiwa pembunuhan yang terjadi di rumahnya.

Hal itu diungkapkan Kanit III Reskrim Polres Banyumas Ipda Rizky Adhiansyah.

Menurut dia, Misem takut melaporkan lantaran berada di bawah ancaman salah satu tersangka Irvan Firmansyah (32), yang juga cucunya.

Menurut Rizky, setelah dilakukan penyidikan lebih mendalam, para tersangka ternyata sudah merencanakan pembunuhan tersebut.

Tersangka merencanakan menghabisi Ratnto, Yono, dan Heri. Bahkan, anak Ratno, Vivin yang berstatus mahasiswi juga sudah direncanakan untuk dihabisi.

”Jadi, Vivin ini sudah termasuk target pembunuhan. Bukan seperti yang dikatakan tersangka Irvan pada pengakuan sebelumnya, yang mengatakan Vivin dibunuh agar tidak diketahui perbuatannya. Ia meminta izin pada ibunya tersangka Saminah dan disetujui,” jelasnya.

Saat membunuh Supratno (pembunuhan kedua usai Sugiono), Misem yang saat itu berada di rumah Saminah, mendengar teriakan minta tolong.

Karena curiga, Misem menuju rumahnya melewati pintu samping. Rumah Misem dan rumah Saminah hanya sekitar lima meter.

Saat membuka pintu, Misem melihat peristiwa mengerikan tersebut.

Melihat Misem masuk ke dalam rumah, tersangka Irvan yang saat itu baru selesai membunuh Supratno langsung membekap Misem hingga pingsan, dan salah satu giginya rontok.

Misem kemudian dibawa kembali ke rumah Saminah. Pembunuhan terhadap Heri dan Vivin pun dilanjutkan saat kedua korban pulang ke rumah.

Saat Misem pingsan, Irvan berniat hendak membunuh neneknya. Namun niat tersebut dilarang oleh tersangka Achmad Saputra dengan alasan Misem merupakan ibu dari tersangka Saminah.

Meski begitu, selama lima tahun Misem dibawah ancaman akan dibunuh jika memberitahukan pembunuhan itu kepada tetangganya.

“Misem tahu peristiwa pembunuhannya, tapi tidak tahu kalau jasad empat korban dikuburkan di belakang rumahnya,” tambahnya.

Setelah lima tahun berlalu, Misem meminta tolong kepada tetangganya, Rasman untuk membersihkan kebun belakang rumahnya. Sebab, alang-alangnya sudah tinggi.

Saat dibersihkan, Rasman tak sengaja menemukan kerangka manusia. Penemuan itu kemudian dilaporkan ke polisi.

Rizky melanjutkan, saat ini kondisi Misem sudah stabil. “Ya meski masih sedih, Misem bisa diajak berkomunikasi,” terangnya.

Di sisi lain, empat jasad korban dijemput keluarganya dari RSUD Margono Soekarjo. Edy, anak keempat Misem terlihat menjemput empat jenazah yang dibawa dengan empat mobil ambulan.

Ibu kandung Vivin yang juga mantan istri korban Supratno, Winarti, terlihat menangis saat melihat keranda yang berisi jasad anaknya. Namun dia tidak mau berkomentar kepada media.

Sementara itu, empat jasad korban langsung dimakamkan. Sebelumnya Kapolsek Banyumas AKP Soetrisno SH bersama sejumlah warga mensalati empat korban di ruang tamu rumah Misem.

”Mohon keikhlasan untuk mendoakan jenazah dengan Al Fatihah bersama. Semoga khusnul khotimah,” kata Kapolsek, Kamis (29/8) sebelum dilakukan salat jenazah.

Ibu kandung Vivin, Winarti yang hadir saat pemakaman terlihat menangis dan harus dipapah, melihat jasad suami dan anaknya dimakamkan.

Terpisah, Kepala Desa Pasinggangan Aris Sugiono menuturkan, keluarga korban telah mengikhlaskan peristiwa kelam tersebut. Terkait dengan penerimaan warga kelak misal pelaku selesai menjalani hukuman, Aris mengatakan belum tahu.

“Bagaimana nanti saja. Belum tahu mengenai sanksi sosial terhadap pelaku. Lagi pula, ini masalah keluarga dan keluarga sudah menerima,” tandas Aris.
(radar banyumas)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *