Dampak Kecanduan Smartphone Seperti Kecanduan Narkoba, Kata Penelitian

RADARSUKABUMI.com – Sebagain besar pengguna pasti menggunakan smartphone. Perangkat ini menjadi salah satu kebutuhan yang tidak bisa dihindari.

Pasalnya, smartphone itu mampu menjalankan sejumlah fungsi mulai dari panggilan telepon atau sekadar pesan singkat. Sehingga banyak pengguna yang bergantung pada smartphone, sampai pada akhirnya menyebabkan kecanduan akan perangkat teknologi ini.

Bacaan Lainnya

Namun, di tengah keseringan orang menggunakan smartphone dapat berpengaruh pada struktur otak seseorang. Menurut sebuah penelitian baru-baru ini menemukan, kecanduan smartphlone bisa seperti kecanduan narkoba.

Ubergizmo, Selasa (25/2), melaporkan, dalam studi tersebut, para peneliti mencoba melakukan tes MRI pada 48 orang. Sebanyak 22 orang di antaranya didiagnosa kecanduan smartphone.

Hasil tes tersebut menunjukkan bahwa kecanduan smartphone bisa mempengaruhi otak penderitanya secara fisik. Dampaknya sama dengan apa yang dilihat dokter pada penderita kecanduan obat-obatan atau narkoba.

“Mengingat penggunaannya yang meluas dan popularitasnya yang meningkat, penelitian ini mempertanyakan ketidak berbahayaan smartphone, setidaknya pada individu yang mungkin berisiko lebih tinggi untuk mengembangkan perilaku adiktif terkait smartphone,” ungkap Peneliti dari Universitas Heidelberg.

Kecanduan smartphone sejatinya bukan isu yang baru. Namun temuan baru uni semakin menambah kekhawatirkan. Untuk itu, perusahaan besar seperti Google telah mengembangkan fitur baru seperti fitur Digital Wellbeing.

Fitur tersebut dikatakan dapat diigunakan untuk memantau penggunaan smartphone oleh penggunanya sendiri.

Selain memantau penggunaan smartphone-nya, pengguna juga bisa menetapkan batasan waktu untuk menggunakan suatu aplikasi. Misalnya, akses Youtube dibatasi hingga durasi 1 jam saja dalam sehari.

Setelah mencapai batas waktunya, sistem akan menghentikan penggunaan aplikasi ini. Artinya, selama sisa hari itu, pengguna tidak akan lagi bisa mengakses YouTube.

Meski begitu, pengguna bisa saja mematikan batasan waktu tersebut untuk dapat mengakses aplikasi yang sudah dibatasi sebelumnya. (mg9/jpnn/izo/rs)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *