CIKOLE, RADARSUKABUMI.com – Kegiatan rutin studi tour yang kerap dilaksanakan sekolah negeri di Kota Sukabumi dikeluhkan orang tua murid. Lantaran, biaya belajar sambil bermain keluar daerah tersebut tidak seluruhnya mampu dibayar oleh orang tua murid.
Seperti halnya yang disampaikan CR (39), salah satu orang tua murid yang memiliki peserta didik disalah satu SMP Negeri Kota Sukabumi. Menurutnya, biaya studi tour yang dilakukan pada sekolah anaknya ini dinilai cukup berat. Karena bertabrakan dengan kebutuhan yang tidak kalah penting lainnya. “Walaupun pihak sekolah tidak mewajibkan, tapi sebagai orang tua memang cukup dilematis jika anak tidak diikutsertakan. Di sisi lain, kebutuhan lain menanti,” ungkapnya kepada Radar Sukabumi, kemarin (7/8).
Persoalan ini, lanjutnya, sudah disampaikan pada forum komite sekolah. Bahkan, dirinya mengusulkan jika kegiatan tersebut dihapuskan ataupun diganti dengan alternatif lain yang lebih efektif dan efisien. “Saya sudah sampaikan juga pada orang tua wali murid lainnya, bahkan tidak sedikit juga yang tidak ikut serta. Tapi, jujur saya sebagai orang tua cukup kebingungan, apalagi melihat anak yang punya harapan besar mengikuti kegiatan itu,” bebernya.
Disebutkannya, biaya studi tour yang diselenggarakan sekolah tempat anaknya mengenyam pendidikan itu sekitar satu juta sampai Rp 1,5 juta rupiah. Jika ditambah dengan biaya lainya, dirasa cukup berat baginya yang hanya berprofesi sebagai pegawai biasa. “Saya harap, pemerintah maupun pihak sekolah dapat mempertimbangkan kegiatan ini. Karena, tidak semua orang tua murid memiliki kondisi perekonomian yang baik,” imbuhnya.
Sementara itu, dihubungi terpisah, Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Sukabumi, Hasan Ashari mengatakan, jika terdapat keluhan ataupun persoalan seperti yang disampaikan, dapat diselesaikan dengan pihak sekolah. “Alangkah baiknya, persoalan apapun di komunikasikan dengan pihak sekolah, ataupun kepala sekolahnya,” singkatnya.
(upi/e)
