Ponpes Al Fath Terima Bantuan dari Provinsi Jabar

Pimpinan Ponpes Dzikir Al Fath, KH Fajar Laksana bersama unsur pemerintahan Provinsi Jawa Barat.

RADARSUKABUMI.com –  Pondok Pesantren Dzikir Al Fath Kota Sukabumi tidak hentinya berinovasi. Selain pengembangan cara belajar mengajar yang baik dan usaha peternakan, ponpes tersebut kini tengah mengembangkan obat herbal dan pertanian.

Keberhasilan tersebut disampaikan oleh pimpinan Ponpes Dzikir Al Fath, KH Fajar Laksana kepada Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Jawa Barat, Hendy Jatnika dan Kepala Balai Pengembangan Mekanisasi Alat Pertanian Provinsi Jawa Barat, Teguh Khasbudi pada acara di Kantor Balai Pengembangan Alat Metan Kabupaten Cianjur, Selasa (23/6).

Bacaan Lainnya

Fajar didampingi santrinya yang mengelola Usaha Pelayanan Jasa Alat Pertanian (UPJA) dan Santri Tani Al Fath (Santani Al Fath) Milenial Jabar Juara.

“Kami menyampaikan keberhasilan pemanfaatan alat mesin pertanian yang di bantu oleh balai, berupa alat mesin pertanian,” katanya.

Dijelaskan, ada tiga alat yang dibantu oleh Balai Pengembangan Mekanisasi Alat Pertanian Provinsi Jawa Barat yakni, mesin suling untuk UPJA. Alat tersebut sudah bisa menghasilkan Biosin 36.

Cairan semprot disinfektan yang digunakan untuk mencegah penyebaran virus Korona. “Alhamdulillah selama empat bulan kami gunakan untuk mencegah penyebaran virus Korona. J

uga bisa memproduksi minyak wangi yang dijual ke masyarakat. Ini menambah pendapatan pondok pesantren,” ujarnya.

Selain itu, mesin pengering yang telah digunakan untuk memproduksi obat herbal anti Corona (Anticor) oleh Etnofarmaka Alfath Ponpes Dzikir Alfath.

Obat ini juga telah digunakan orang dalam pemantauan (ODP) dan pasien dalam pengawasan (PDP).

“Setelah melalui uji klinis selama empat bulan mampu menyembuhkan pasien ODP dan PDP. Kami juga membuat obat herbal anti kanker, anti mag, menurunkan kolesterol.

Kami membuat obat herbal lebih dari 50 jenis dengan pasien yang terdaftar berobat ada 300 orang,” ungkapnya.

Sementara mesin bajak kebun yang diterima dari Provinsi Jawa Barat dimanfaatkan untuk mengolah 650 hektare lahan perkebunan ubi jalar.

Pengolahannya bekerja sama dengan PT Satria Tani Muda. “Ubi jalar kami ekspor ke Jepang,” pungkasnya. (Bal)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *