PMI Kota Sukabumi Gaungkan Tanggap Darurat Bencana

PMI Kota Sukabumi
Mahasiswa inklusi disabilitas Yayasan dan Sekolah Luar Biasa A Budi Nurani saat mengikuti kegiatan tanggap bencana

SUKABUMI – Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Sukabumi, menggelar pelatihan tanggap darurat bencana gempa bumi di Sekolah Luar Biasa A Budi Nurani di Kecamatan Baros.

Staf Divisi Pelayanan PMI Kota Sukabumi, Dinar Muhamad mengatakan, kelompok disabilitas merupakan salah satu kelompok yang diprioritaskan saat evakuasi bencana.

Bacaan Lainnya

“Ini menjadi tantangan tersendiri bagi kita untuk melakukan penyebarluasan informasi bencana khususnya bagi kaum disabilitas. Kendalanya saat ini kita di visual anak-anak karena mereka menangkap materi hanya melalui suara yang kita ajarkan tetapi mereka sangat antusias sekali dan bisa mengikuti dari awal sampai akhir dengan ceria,” kata Dinar kepada wartawan, belum lama ini.

Dalam kegiatan ini, peserta diajarkan untuk melakukan evakuasi mandiri dan tidak panik ketika terjadi bencana atau hal-hal darurat lainnya. “Informasi yang kita sampaikan adalah bahwa mereka itu skala prioritas ketika terjadi bencana,” ujarnya.

Dinar menjelaskan, materi yang disampaikan meliputi klasifikasi bencana, faktor yang menyebabkan bencana, belajar melakukan evakuasi mandiri seperti berlindung, bertahan dan melakukan pergerakan dari titik yang tidak aman ke titik aman.

“Dengan adanya kegiatan ini kami harap para peserta dapat mengetahui langkah yang harus diambil saat terjadi bencana alam,” cetusnya.

Sementara itu, Kepala SLB A Budi Nurani Kota Sukabumi Tanti Erkanti menambahkan, pelatihan tanggap bencana ini merupakan yang pertama dilakukan di SLB. Selama ini, para guru hanya belajar dari media massa dan tidak mendapatkan pengetahuan praktek.

“Ini adalah pengalaman perdana untuk saya dan anak-anak di sekolah di mana anak-anak disabilitas juga memerlukan informasi yang sejelas-jelasnya bagaimana informasi siaga bencana di mana kota kita juga kota yang rawan bencana,” tambahnya.

Menurutnya, ada kendala selama proses penyampaian materi. Terlebih, para peserta hanya bisa mengikuti instruksi dari indra pendengaran saja. Namun hal itu tak menyurutkan antusias para peserta untuk belajar siaga bencana tanggap darurat.

“Mudah-mudahan ketika nanti mereka menghadapi bencana di manapun, mereka lebih siap, apa yang mereka lakukan untuk keselamatan dirinya maupun keselamatan teman-teman dan lingkungannya,” tukasnya. (Bam)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *