Diskominfo Kota Sukabumi Maksimalkan Tangkal Berita Hoaks

Diskominfo-Kota-Sukabumi
Sejumlah pengelola Medsos saat mengikuti sosialisasi Ruang Offroom Balai Kota Sukabumi, Selasa (27/2).

SUKABUMI – Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kota Sukabumi, berupaya memaksimalkan upaya untuk mencegah penyebaran berita hoaks di masa pemilu. Misalnya saja, dengan menggalakan sosialisasi menjaga netralitas aparatur sipil negara (ASN) di media sosial (Medsos) dengan sasaran pengelola medsos di setiap organisasi perangkat daerah di Ruang Offroom Balai Kota Sukabumi, Selasa (27/2).

Kepala Bidang Informasi dan Komunikasi Publik Diskominfo Kota Sukabumi Tantan Sontani menjelaskan, pasca pencoblosan Pileg dan Pilpres masih mencuat berita di medsos terutama hasil penghitungan suara seperti Aplikasi KPU Sirekap.

Bacaan Lainnya

“Forum ini sangat dibutuhkan dalam suasana sekarang di tahun politik. Meskipun 14 Februari 2024 sudah lewat,” kata Tantan kepada wartawan, Selasa (27/2).

Di sisi lain lanjut Tantan, Sukabumi juga akan menghadapi pilkada pada November 2024 mendatang sehingga Diskominfo menghadirkan bawaslu dan Jabar saber hoaks. Bawaslu berwenang dan mengawasi jalannya pemilu dalam netralitas ASN. Sementara Jabar saber hoaks dihadirkan karena potensi ada penyebaran hoaks.

“Peran Diskominfo selama ini maksimal dalam menangkal hoaks dan pada 2023 ada 70 berita mencounter hoaks kerjasama dengan Jabar Saber Hoaks,” bebernya.

Upaya mengcounter berita hoaks itu, salah satunya dengan diupload di medsos Diskominfo. Khusus temuan hoaks di masa pemilu lanjut Tantan, pihaknya belum menemukan karena ada beberapa kategori hoaks itu harus jelas sumbernya. ”Faktanya bagaiman di lapangan dan alhamdulillah terkait pemilu belum menemukan,” paparnya.

Divisi Diseminasi Data dan Pengembangan Program, Jabar Saber Hoaks Sandi ibrahim Abdullah mengapresiasi Diskiminfo yang memggelar acara yang sangat bermanfaat.

”Bagaimana kita bahu membahu kolaborasi dengan pengelola medsos OPD hingga level kecamatan, jadi garda terdepan menangkal haokas dan literasi digital dalam menghadapi pemilu dan pilkada,” ucapnya.

Ia menambahkan, tedapat dua strategi yang digulirkan yaitu merespon aduan dengan mengolah dan menentukan benar atau tidak. ”Kalau benar disampaikan benar dan kalau tidak dicari pembuktian bahwa berita itu tidak benar. Tidak hanya disampaikan ke pengadu tapi ke medsos,” tambahnya.

Selain itu, sambung Sandi, melakukan pemantauan terhadap medsos yang ada di Sukabumi dan perbanyak jejaring penyebaran hoaks. “Sehingga momen ini bukan lagi sosialisais tapi implementasi dalam konteks pemilu,” pungkasnya. (Bam)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *