Warga Ciseupan Gagal Tanam

BELUM DIPERBAIKI: Irigasi di Kampung Ciseupan, Desa Wangunreja, Kecamatan Nyalindung yang amblas hingga kini belum juga diperbaiki.

NYALINDUNG – Warga Desa Wangunreja, Kecamatan Nyalindung mengharapkan pembangunan irigasi di Kampung Ciseupan. Pasalnya, saluran air saat ini tidak berfungsi lantaran jebol akibat tergerus longsor pada beberapa bulan lalu.

Kepala Desa Wangunreja, Ali Nurdin mengatakan, saluran air di kampung tersebut jebol sepanjang 6 meter dan lebar 4 meter. Akibatnya, lahan pertanian warga tidak bisa teraliri air secara maksimal. “Irigasi Ciseupan ini merupakan satu-satunya sarana untuk mengairi lahan pertanian di wilayah Kampung Ciseupan,” jelas Ali kepada Radar Sukabumi melalui telepon selulernya, kemarin (24/5).

Bacaan Lainnya

Akibat rusaknya saluran irigasi Ciseupan, sambung Ali, selain berdampak pada pasokan air, juga telah berdampak pada musim tanam yang tidak bisa dilakukan secara bersamaan. “Saat ini, warga sedang panen padi. Ya, sekitar dua pekan lagi, mereka akan memasuki musim tanam. Namun jika tidak segera diperbaiki, maka akan berdampak terhadap pertumuhan padi,” tandasnya.

Menurutnya, pemerintah Desa Wangunreja sudah melaporkan berulang kali mengenai kerusakan irigasi itu kepada pemerintah daerah. Namun hingga kini belum ada perbaikan. “Para petani selalu mendesak kepada kami agar segera memperbaiki irigasi supaya mereka bisa segera menanam padi. Namun sayang, kami belum bisa mengabulkan keinginan mereka. Lantaran terbentur soal anggaran yang terbatas,” bebernya.

Sementara itu, seorang warga Kampung Ciurug, Desa Wangunreja, Uga Suganda (45) mengatakan, jebolnya saluran air di Kampung Ciseupan ini terjadi setelah wilayahnya dilanda hujan deras pada Februari 2019 lalu. Akibatnya, debit air di sekitar lokasi longsor meningkat sehingga menyebabkan air meluap dan menerjang area pesawahan. “Kalau musim hujan, bencana alam seperti longsor dan banjir memang sudah biasa. Ini karena kondisi tanahnya sangat labil,” jelasnya.

Saat ini, para petani di Kampung Ciseupan sudah berupaya memperbaiki irigasi melalui swadaya masyarakat. “Namun usaha kami ini tidak berjalan maksimal. Karena perbaikan hanya menggunakan karung, plastik dan bambu. Seharusnya ini dibangun semen,” paparnya.

Sebab itu, ia berharap pemerintah daerah segera memperbaiki saluran irigasi yang jebol tersebut agar petani dapat menanam tiga kali dalam setahun. “Saat ini, petani hanya bisa memanen padi dalam setahun satu sampai dua kali saja karena terkendala perairan,” pungkasnya. (Den/d)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *