Melihat Strategi PMI Kabupaten Sukabumi di Tengah Pandemi, Jangan Lengah Covid Belum Musnah

PMI
PENYEMPROTAN : Salah seorang petugas PMI Kabupaten Sukabumi saat melakukan penyemprotan di jalan protokol guna menekan penyebaran Covid-19 di Kabupaten Sukabumi.

SUKABUMI — “PMI itu bekerja kalau ada kesulitan masyarakat, apakah itu kebanjiran, tsunami atau gempa, gunung meletus, bencana kebakaran, dan bencana lainnya termasuk pandemi,” kata Ketua Umum PMI Jusuf Kalla saat berbincang Radio Republik Indonesia (RRI), Senin (14/9/2020) Seperti dikutif Web PMI.

Saat ini pandemi Covid-19 di wilayah Kabupaten Sukabumi masih terjadi, termasuk di Indonesia. Berdasarkan data terbaru yang diambil web resmi Satgas Covid-19 pada 5 Agustus 2021 disebutkan, jumlah kasus mencapai 3,53 juta, yang sembuh 2,91 juta dan yang meninggal dunia mencapai 101 ribu orang. Hal itulah membuat kekhawatiran bangsa ini, tak terkecuali PMI sebagai garda terdepan selain Nakes dalam menurunkan jumlah kasus.

Bacaan Lainnya

Kabupaten Sukabumi merupakan wilayah terluas kedua se-Jawa bali setelah Kabupaten Banyuwangi. Tentunya, jika tidak memiliki strategi jitu dalam penanganan bisa saja menjadi wilayah zona merah. Apalagi dengan lokasi yang berdekatan dengan pusat Ibukota Jakarta dan kota-kota besar seperti Bogor, Cianjur hingga berbatasan dengan Provinsi Banten membuat harus waspada lebih Ekstra.

Untuk itu, jika tidak ada kerja ekstra dari Satgas Covid-19, yang salah satunya didalamnya Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Sukabumi, yang terus mengingatkan kepada masyarakat akan bahaya Covid-19, rasa-rasanya semuanya akan berujung situasi buruk. “Sudah ratusan titik kami lakukan penyemprotan disinfektan yang tersebar di 47 Kecamatan, sudah ribuan warga kami ingatkan bahaya covid ini kepada masyarakat, hasilnya baik. Itu terlihat dengan situasi Kabupaten Sukabumi hanya menempati PPKM Level 3 berbeda halnya dengan tetangga Kota Sukabumi yang Level 4, “terang Staff Komunikasi PMI Kabupaten Sukabumi Aril Solehudin saat dihubungi.

Sebagai petugas PMI, sudah menjadi kewajiban mengingatkan warga Kabupaten Sukabumi tentang Prokes (Protokol Kesehatan). Setidaknya ada 10 orang lebih petugas PMI Kabupaten Sukabumi diterjunkan dan berbaur dengan Satgas Covid-19. Dalam menjalani tugasnya, bukan tanpa kedala. Masih banyak masyarakat yang tidak percaya covid-19 hingga PMI harus yakinkan agar mereka patuh prokes.

“Ada sebagian masyarakat yang susah dikasih tau, tapi kita terus berusaha menyakinkan. “Ibu/bapak, jika terpapar Covid-19 apakah ibu mau seperti mereka, tolong yah bu jaga prokesnya, kami sayang Ibu/Bapak tolong bantu demi kebaikan bersama, “ucap Aril menirukan saat berbicara kepada masyarakat yang tidak patuh prokes.

Tak hanya itu, Petugas PMI juga harus siap dan berani ketika ada warga yang terkomfirmasi Covid-19 yang memerlukan penanganan. Mau tidak mau harus dilakukan, meski resiko nyawa petugas sendiri taruhannya. Karena sesuai apa yang dikatakan Ketua Umum PMI Jusuf Kalla, PMI bekerja kalau ada kesulitan masyarakat. Rasa Was-was dan ketakutan tentunya dihilangkan demi menolong sesama, karena ketika selesai dan bisa membantu masyakarat yang mebutuhkan, ada rasa dan perasaan yang tidak bisa dikatakan dengan kata-kata.

“Saya bangga itu ketika ada warga yang membutuhkan dan kita bisa menolongnya, ada sesuatu yang luar biasa yang timbul dari hati. Dan itu sulit untuk dijelaskan, hanya dengan pengalaman itu kami petugas merasa terus dan terus ingin membantu kepada masyarakat, “tegasnya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *