Dua Pelajar Dicokok Polisi *Bawa Sajam Jenis Celurit

CIBADAK – Belasan pelajar SMK di wilayah Cibadak diamankan jajaran Polres Sukabumi di depan terminal Cibadak, kemarin (20/11).

Polisi yang tengah mengantisipasi terjadinya tawuran ini menduga, mereka akan melakukan aksi tawuran dengan sekolah lain di Cibadak.

Bacaan Lainnya

Kepala Bagian Operasional (Kabagops) Polres Sukabumi, Kompol Sumarta menjelaskan, hasil pemeriksaan anggota, dari pelajar ‘bangor’ itu ditemukan senjata tajam jenis celurit.

Kecurigaan anggota pun terhadap mereka yang akan melakukan tawuran semakin kuat.

Sehingga, terhadap pelajar yang terbukti membawa Sajam, pihaknya akan menindak dan memprosesnya secara hukum.

“Ada 14 siswa yang kami amankan, dua diantaranya terbukti membawa senjata tajam jenis celurit dan telah diamankan untuk diproses lebih lanjut.

Siswa yang lainnya hanya diberikan pembinaan dan langsung dipulangkan ke sekolahnya,” jelasnya.

Dikatakan Sumarta, dalam mengantisipasi tawuran ini, sedikitnya 150 pesonel dikerahkan dan siaga dibeberapa titik yang rawan terjadi tawuran.

Pengerahan ratusan personel tersebut merupakan upaya antisipasi dan pencegahan aksi tidak terpuji dari oknum perlajar yang kerap terjadi di wilayah Sukabumi Utara.

“Kami antisipasi aksi tawuran di sepanjang jalur utara Sukabumi dari mulai Cicurug, Cibadak hingga perbatasan Cisaat.

Karena aksi tawuran itu kerap terjadi di luar lokasi sekolah. Terlebih lagi kami mengantisipasi aksi susulan atas meninggalnya seorang siswa,” terangnya.

Menurut Sumarta, kekerasan antar pelajar yang terjadi selama ini tidak hanya mengganggu ketertiban umum. Tetap juga sudah mereskan warga dan pengguna jalan.

Selain itu, aksi tersebut juga tidak jarang merusak fasilitas publik bahkan memakan korban jiwa.

“Peranan seluruh pihak diperlukan untuk pencegahan aksi yang tdiak seharusnya pelajar itu lakukan, terutama para alumni dan peranan keluarga,” sebutnya.

Jika pelajar kedapatan melakukan tindak kekerasan dan membawa Sajam, pihaknya berjanji bakal menindak tegas. Terlebih jika aksi kekerasan antar pelajar itu mencelakakan atau bahkan merenggut jiwa.

Karena pelajar yang melakukan hal tersebut merupakan oknum dan bakal diberikan sanksi yang sama dengan pelaku kekerasan lainnya.

“Kami bakal tindak tegas, kalau pun pelajar jika memang melakukan aksi kejahatan tidak lagi memandang sebagai pelajar.

Namun memang ada penanganan yang berbeda terlebih jika pelaku masih di bawah umur,”tegasnya.

Saepul Rohman (30), seorang ojek pangkalan di sekitaran Cibadak mengapresiasi aksi kepolisian.

Menurutnya, jika patroli pelajar dilakukan setiap hari, maka secara bertahap dapat mengurangi angka tawuran di kalangan pelajar.

“Bagus itu, saya juga tekadang ikut menertibkan tawuran.

Terlebih akhir pekan lalu ada saja pelajar yang berkelahi.

Saya harap anggota kepolisian bisa terus melakukan patroli ini,” pungkasnya. (cr15/t)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *