BANDUNG – Pelaku bom bunuh diri di Mapolsek Astanaanyar sudah menyiapkan dua bom rakitan. Meskipun aksi tersebut dilakukan seorang diri, namun pihak kepolisian masih menyelidiki dugaan bantuan atau keterlibatan kelompok teroris.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karo Penmas) Divisi Humas Polri Brigjen Ahmad Ramadhan mengatakan dua bom yang dibawa pelaku dibawa dengan dua tas yang berbeda.
“Bom yang digunakan jenis bom panci yang daya ledaknya mengakibatkan sebagian bangunan polsek Astanaanyar mengalami kerusakan dan akibatnya juga selain kerusakan bensa juga mengakibatkan 11 orang korban,” katanya di Mapolrestabes Bandung, Kamis (8/12).
Sejauh ini, sudah ada 23 jenis barang bukti tersebut di antaranya proyektil bom, paku, sepeda motor, senjata tajam dan kertas berisi kritik terhadap RKUHP.
Penyelidikan kasus ini masih terus berlanjut, di antaranya melakukan pemeriksaan belasan saksi dari unsur polisi, masyarakat hingga keluarga pelaku.
Khusus untuk keluarga pelaku, jika hasil pemeriksaan tidak ditemukan unsur pidana atau keterkaitan dengan aksi bom bunuh diri, maka mereka akan dipulangkan.
“Saksi yang diperiksa itu enam anggota Polsek Astana Anyar, Sembilan dari unsur masyarakat, dan tiga keluarga pelaku,” jelasnya.
Di tempat yang sama, Komandan Satuan Brimob Polda Jabar Kombes Pol. Yuri Karsono mengatakan bom yang dibawa oleh pelaku hanya satu yang meledak. Satu bom lainnya terpental Bersama potongan tubuh korban.
“Bom ini dibawa tersangka dalam dua tas, ditempatkan di punggung dan dada. Yang meledak komponen bom di belakang, tidak (meledak) bersama tetapi terpental,” imbuhnya.
Satu bom yang tak sempat meledak itu langsung diamankan dan diledakkan secara disposal di tengah proses olah TKP pada Rabu (7/12). Di sisi lain, pelaku bom bunuh diri di Polsek Astanaanyar diduga tidak bekerja sendiri.
