Semangat Ade Saepuloh Berkreasi Lewat Seni ukir

Ade Saepulloh (60) warga Kampung Gedung, RT 6/3, Desa Cijulang, Kecamatan Jampangtengah, saat menunjukan sebuah meja hasil dari kerajinan tangannya.

SUKABUMI – Bermodalkan semangat dan ketekunan di usia yang tak muda lagi, seorang warga Kampung Gedung, RT 6/3, Desa Cijulang, Kecamatan Jampangtengah, Ade Saepulloh (60) menyulap limbah kayu menjadi sebuah karya seni bernilai tinggi.

Laporan — Dendi Koswara Dikusumah, Jampangtengah

Bacaan Lainnya

Sorang pria lanjut usia (Lansia) ini berhasil merubah berbagai limbah kayu menjadi karya seni bernilai ekonomi. Lewat sentuhan tangan kreatifnya, ia sulap satu demi satu limbah kayu menjadi karya seni yang indah. Dimulai dari miniatur, interior rumah, kursi, meja dan peralatan dapur lainnya untuk keperluan ibu rumah tangga.

Sungguh luar biasa memang hasil kerajinannya itu. Nampak cantik serta dipastikan setiap orang yang melihat ingin memilikinya. Sudah puluhan tahun dirinya menggeluti usaha kerajinan kayu tersebut. Ratusan hingga ribuan hasil kerajinannya, sudah berhasil dijual ke berbagai daerah.

Kayu jenis mahoni dan jati, dapat dimanfaatkan menjadi karya seni yang menarik untuk menghiasi rumah. Tidak heran jika kerajinan tangan yang bahan dasarnya terbuat akar kayu itu. Karena keunikannya, secara ekonomi, hasil kreasi dari serbuk kayu ini sering dijual dengan harga yang mengejutkan.

Begitupula dengan potongan-potongan kayu yang sudah tidak terpakai lagi. Sekarang bahkan potongan-potongan kayu yang telah disulap menjadi meja atau kursi, tanpa menghilangkan bentuk aslinya, dijual dengan harga yang cukup tinggi.

“Satu set meja kursi yang terbuat dari gelondongan kayu mahoni atau jati, harganya bisa mencapai belasan juta rupiah. Tergantung dari ukurannya. Ya, paling murah dikisaran Rp3 juta sampai Rp10 juta,” jelas Ade kepada Radar Sukabumi (28/2).

Menurut Ade, apabila dilihat secara sepintas furnitur ini memang terkesan apa adanya. Apalagi bentuk aslinya memang tidak dirubah. Akar-akarnya dibiarkan menjuntai.

“Akar-akar ini menjadi penopang meja dan kursi tersebut. Termasuk mata-mata kayu seolah menjadi motif tertentu. Potongan-potongan kayu hanya sekedar dihaluskan diwarnai dan dikilatkan,” bebernya.

Lebih lanjut dirinya menjelaskan, munculnya ide kreatif ini terinspirasi setelah ia mendapatkan inspirasi dari keluarganya dan mereka memberikan saran untuk berwiraswasta.

“Saya sudah ada 15 tahun menekuni pekerjaan kreatif akar kayu ini. Awalnya saya bekerja sebagai buruh petani. Namun, karena sekarang kondisi sudah tua, maka saya langsung berwiraswasta seperti ini,” bebernya.

Dirinya menambahkan, saat itu dia mulai mencoba membuat kursi dan meja dari akar kayu mahoni bekas. Awalnya hasil produksinya belum ada yang memesan dan itu hanya untuk kelengkapan rumah pribadinya.

Setelah berjalan selama enam bulan, hasilnya mulai banyak yang meminati, terutama tetangga sekitar rumah.

“Selama ini, bahan baku akar kayu bekas saya dapatkan dari kebun milik keluarga. Setelah itu, saya pangkas menggunakan peralatan seadanya. Sementara proses untuk mengkilatkan akar kayu ini, kami menggunakan melamin.

Sehingga ketika tersiram air panas, furniture tersebut tidak akan rusak dan warnanya tidak akan pudar. Bentuk kursi dan warna tergantung pemesanan,” imbuhnya.

Sementara itu, Kepala Desa Cijulang Jalaludin melalui Sekretaris Desa Cijulang indara mengatakan, kursi dan meja yang terbuat dari akar kayu ini, sangat menarik. Selain dipandang indah dan cantik, harganya juga sangat terjangkau. “Lebih senang lagi kita bisa memesan bentuknya dan warna yang diinginkan,” tandasnya.

Dirinya merasa bangga, melihat warga Desa Cijulang yang memiliki tangan kreatif sehingga dapat mendongkrak laju pertumbuhan faktor ekonomi warganya. Untuk itu, ia berencana akan membantu memasarkan hasil dari keratifnya tersebut, melalui badan usaha milik desa (Bumdes) Cijulang.

“Cukup kreatif Pak Ade ini, tanpa pendidikan khusus, ia mampu membuat kerajinan akar pohon menjadi produk bernilai. Untuk itu, saya berencana akan mengkomunikasikan hal ini bersama kepala desa dan lainnya,” pungkasnya. (*/t)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *