Bus Trans-Jawa Layani Jakarta-Surabaya

ILUSTRASI: Kemenhub meluncurkan layanan bus Trans-Jawa yang direcanakan mulai beroperasi pada 27 Mei mendatang. Bus itu untuk melayani penumpang yang mengakses tol Trans-Jawa.

JAKARTA – Layanan bus trans-Jawa akan resmi diluncurkan pada 27 Mei.

Bus tersebut khusus melayani penumpang dengan menggunakan jalan tol trans-Jawa.

“Akan segera kami resmikan.

Saya sudah kasih izin untuk 30 kendaraan (bus, Red),” kata Dirjen Perhubungan Darat Kemenhub Budi Setiyadi di Jakarta.

Kemenhub menyiapkan 30 unit bus dari tujuh operator berbeda.

Bus tersebut akan melayani trayek Jakarta-Surabaya.

Konsep dasar bus trans-Jawa adalah melayani penumpang lewat jalan tol tanpa berhenti.

Penumpang bisa diturunkan di rest area untuk kemudian dijemput kendaraan pengumpan untuk keluar tol.

Namun, ide tersebut tidak disetujui Kementerian PUPR sebagai regulator jalan tol.

Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Danang Parikesit mengungkapkan bahwa Menteri PUPR Basuki Hadimuljono memang tidak setuju.

“Rest area punya kriteria tertentu, tapi memang tidak diperuntukkan untuk transit angkutan umum,” katanya.

Danang menyatakan, dirinya berpegang pada Peraturan Menteri PUPR Nomor 10 Tahun 2018 tentang Tempat Istirahat dan Pelayanan (TIP) di Jalan Tol.

Jika peraturan tersebut diubah, barulah bus trans-Jawa bisa menaikkan dan menurunkan penumpang di rest area.

Dia mengatakan, memang sudah dilakukan beberapa kali pertemuan antara BPJT dan Kemenhub.

Saat ini sedang dipikirkan untuk membuat tempat pemberhentian di dekat jalur jalur keluar (exit) tol.

Namun, Danang menyebut tidak akan bisa selesai dalam waktu dekat sehingga tidak akan mungkin diterapkan pada periode mudik tahun ini.

“Kalau peraturan menterinya berubah, mungkin bisa.

Tapi, secara fungsi (rest area, Red) tidak didesain untuk itu,” ucap Danang.

Sementara itu, Budi Setiyadi menyatakan tidak masalah dengan keberatan dari menteri PUPR.

Dia sudah mengarahkan agar bus trans-Jawa yang akan beroperasi pada periode mudik tahun ini keluar dulu ke exit tol untuk menaikkan dan menurunkan penumpang.

“Nanti mereka menaikkan dan menurunkan penumpangnya terserah di mana,” ujarnya.

Budi yakin pemberhentian bus trans-Jawa serta aktivitas menaikkan dan menurunkan penumpang tidak akan mengakibatkan kemacetan.

“Sekarang baru ada 30-an bus.

Yang berhenti kan cuma satu dua saja, nggak akan bikin macet,” katanya.

Sembari konsep bus trans-Jawa disempurnakan, setelah periode Lebaran, Budi akan melakukan survei untuk lokasi-lokasi strategis yang cocok dijadikan tempat pemberhentian bus trans-Jawa.

Kemenhub berencana membangun terminal atau selter tempat bus bisa menaikkan dan menurunkan penumpang.

(tau/c17/git)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *