JAKARTA – Pasar saham Indonesia belum bisa bangkit kembali ke level 6.000 an. Meskipun penutupan perdagangan kemarin, sukses menapaki naik tipis 3,34 poin atau 0,05 persen ke 5.841,46.
Direktur Penilaian Bursa Efek Indonesia (BEI) Samsul Hidayat mengatakan, sulitnya IHSG yang bangkit dari zona merah tak terlepas dari isu aksi terorisme yang mengusik keamanan Indonesia dalam beberapa hari terakhir.
Seperti diketahui, aksi teror bom bunuh diri di Surabaya dan Sidoarjo Minggu (13/5) dan Senin (14/5) kemarin, aksi teroris kembali terjadi pagi ini dimana Markas Kepolisian Daerah (Mapolda) Riau diserang oleh kawanan teroris yang membawa senjata tajam jenis samurai.
Samsul menuturkan, kondisi tersebut turut mempengaruhi persepsi para investor yang berimbas pada kecemasannya mereka di dalam negeri.
“Jadi semakin banyak gangguan keamanan yang terjadi, maka persepsi atas keamanan di negara kita semakin menurun. Persepsi itu mempengaruhi keputusan si investor,” ujarnya di Gedung BEI, kemarin (16/5).
Samsul menyampaikan, pemerintah tidak bisa hanya memberikan jaminan fundamental ekonomi. Lebih dari itu, pemerintah harus meyakinkan soal keberlangsungan investasi dari para investor di Indonesia, terutama dalam kondisi genting saat ini.