Pupuk Selangit, Petani Menjerit

“Untuk itu, saya berharap pemerintah segera turun tangan mengatasi kenaikan harga pupuk. Sehingga produksi padi musim ini bisa tumbuh normal dan tidak terserang penyakit,” pungkasnya. Hal serupa dirasakan oleh petani di Kampung Loji, Desa Loji dan Kampung Jamban Kelurahan/Kecamatan

Palabuhanratu, yang mengeluhkan rendahnya harga gabah pasaran yang diterima tengkulak. Pasalnya satu karung gabah basah seberat 50 kilogram hanya diterima Rp300.000. Padahal sebelumnya petani menjual gabah basah seberat 50 kg rata-rata dengan harga kisaran Rp450.000 hingga Rp 500.000. Dengan demikian musim panen kali ini petani sangat merugi besar.

Bacaan Lainnya

“Penjualan harga gabah basah musim panen kali relatif rendah dibandingkan dengan musim panen sebelumnya. Satu karung gabah seberat 50 kilogram kini hanya dihargai sebesar Rp350.000, “ungkap salah seorang petani padi di Kampung Jamban, Eman Suherman (55) kemarin (06/11).

Eman mengatakan, para petani padi mayoritas mengalami keluhan yang sama, karena harga gabah dipasaran sangat rendah hingga menurun drastis mencapai 35 persen lebih. “Dengan kondisi saat ini, musim panen kali ini petani disini bakal menanggung kerugian sangat besar. Pasalnya tadi itu, karena harus menjual harga besar murah dan tidak sesuai harapan,” katanya.

Eman mengaku, penjualan harga gabah musim sekarang ini sangat tidak sebanding dengan biaya operasional bercocok tanam yang dikeluarkan saat musim tanam lalu. “Tidak sebanding dengan biaya pembelian bibit hingga pupuk. Belum termasuk ongkos panen dan pengolahan tanam,”katanya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *