Infrastruktur Buruk, Hasil Bumi Membusuk Petani: Akibat Terlalu Lama Diperjalanan

Endang mengungkapkan, setiap kali mengirimkan buah-buahan berupa pisang maupun pepaya yang dikumpulkan dari para petani di Pajampangan, perjalanannya pada siang hari selalu terhambat kemacetan, terutama di Cibadak, Cisaat, Parungkuda dan Cicurug serta beberapa titik di wilayah Kabupaten Bogor seperti pintul tol Cigombong.

“Dalam usaha buah-buahan, barang biasanya terkumpul pada siang hari. Jadi tidak boleh ada penundaan, saat itu juga harus langsung dikirimkan ke Jakarta maupun tangerang. Kalau pengirimannya tertunda malah dapat membusuk di tempat penyimpanan,” ungkapnya.

Bacaan Lainnya

Hal yang sama juga dialami salah seorang tengkulak gula asal Kampung Curugkembar, Kecamatan Sagaranten, Muhamad Sapei (47) mengatakan, karena selama perjalanan dari Sukabumi-Jakarta sering dihadapkan oleh kondisi kemacetan, sehingga saat sampai ke Pasar Induk Jakarta kondisinya sudah meleleh.

“Karena terlalu lama dijalan rasa manisnya pun menjadi berkurang akibat fermentasi. Sampainya di Jakarta maupun Tangerang rasa manisnya sudah berkurang akibat fermentasi. Otomatis kualitas rasa mengalami penurunan, sehingga harganya pun menjadi sangat rendah, ” katanya.

Hal inilah yang menjadi perhatian serius dari pemerhati sosial ekonomi Kabupaten Sukabumi, H. Asep Setiawan mengatakan satu-satunya solusi untuk menjawab keluhan para petani tersebut, ialah peningkatan infrastruktur perhubungan antara Sukabumi dan Bogor harus segera di percepat.

Dengan teralisisirnya jalan tol Ciawi-Cigombong sedikit memperlancar, apalagi percepatan tol hingga sesi selanjutnya dipercepat akan menjawab semua solusi para penggerak usaha, baik pertaniam maupun yang lainya. Percepatan bocimi diharapkan dapat menjawab keluhan-keluhan masyarakat selama ini.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *