Dermaga Tegalbuleud Ambruk

JADI TONTONAN: Warga sekitar saat melihat proses evakuasi 13 pemancing yang terjebak akibat Dermaga SBP Tegalbuleud roboh.

TEGALBULEUD, RADARSUKABUMI.com – Belasan warga terjebak di ujung dermaga milik PT Sumber Baja Prima (SBP), tepatnya di pantai Desa Buniasih, Kecamatan Tegalbuleud. Pasalnya, dermaga yang memiliki panjang 500 meter itu, putus hingga terbelah dua setelah di terjang ombak.

Berdasarkan informasi yang diperoleh Radar Sukabumi, peristiwa yang terjadi pada Sabtu (24/8) sekira pukul 14.30 WIB itu, bermula saat 13 warga yang diketahui bernama Yaman warga Kampung Cibitung, Desa Cimenteng, Kecamatan Curugkembar, M. Yaman asal Kampung Cikaret, RT 1/1, Desa Sumberjaya, Kecamatan Tegalbuleud, Ranggi asal Kampung Cikaret, RT 2/1, Desa Sumberjaya, Kecamatan Tegalbuleud, Usin asal Kampung Cikaret, Desa Sumberjaya, Kecamatan Tegalbuleud, Gilang asal Kampung Cibeureum, RT 13/4, Desa Buniasih, Kecamatan Tegalbuleud, Jalu asal Kampung Rancaerang RT 4/3, Desa Buniasih, Kecamatan Tegalbuleud, Ruslan asal Kampung Ciminut, RT 2/3, Desa Curugluhur, Kecamatan Sagaranten, Wawan asal Kampung Cigadog, RT 16/6, Desa/Kecamatan Sagaranten, Suhendra asal Kampung Puncakceuri, Desa/Kecamatan Sagaranten, H. Aang asal Kampung Cisuren, RT 3/4, Desa Jagamukti, Kecamatan Surade, Iday asal Kampung Puncakmalanding, Desa Sumberjaya, Kecamatan Tegalbuleud, Sudarmono asal Kampung Seulamanjah, RT 2/1, Desa/Kecamatan Codolog dan Bocan asal Kampung Cikupa RT 12/4, Desa Nangela Kecamatan Tegalbuleud tersebut, memancing ikan di ujung dermaga. Namun, tiba-tiba ombak setinggi tiga meter langsung menerjang dermaga hingga putus.

Bacaan Lainnya

Seorang anggota Radio Antar Penduduk Indonesia (RAPI) Lokal 8 Sukabumi Selatan, Sudrajat mengatakan, akibat putusnya dermaga itu, mengakibatkan 13 orang pemancing terjebaknya selama lebih dari dua jam.

“Dermaga milik PT SBP itu, memang sering dijadikan lokasi pemancingan oleh warga dari berbagai daerah. Namun, baru kali ini dermaga itu ambruk. Hal ini, terjadi diduga karena usia dermaga sudah tua. Sehingga besi penopang dermaga langsung ambruk setelah diterjang ombak pasang,” jelas Sudrajat kepada Radar Sukabumi melalui telepon selulernya, kemarin (25/8).

Saat dermaga ambruk, sambung Sudrajat, 13 pemancing merasa kebingunan lantaran mereka tidak bisa pulang ke rumahnya.

“Saat itu, ada seorang pemancing yang menghubungi keluarganya dan mencerikan soal kondisi mereka yang terjebak di ujung dermaga yang putus itu. Selang berapa menit, keluarganya langsung melaporkan kejadian tersebut kepada muspika setempat,” ujarnya.

Ketua Forum Komukasi SAR Daerah (FKSD) atau Sarda Kabupaten Sukabumi, Okih Fajri Assidiq mengatakan, saat kajadian petugas gabungan dari TNI/Polri, BPBD, Tagana, Rapi, Basarnas dan para nelayan langsung menuju lokasi kejadian dan berupaya mengevakuasi 13 pemacing yang terjebak di ujung dermaga itu.

“Peristiwa ini, terjadi diduga akibat kondisi dermaga sudah rapuh. Lantaran, saat proses evakuasi banyak petugas yang melihat besi penyangga dermaga itu, sudah keropos. Sehingga saat dihantam ombak yang cukup besar, dermaga itu langsung putus,” katanya.

Saat proses evakuasi, petugas gabungan terkendala kondisi air laut pasang. Namun, berkat kerja keras dan kerjasama tim, akhirnya 13 pemancing tersebut, berhasil dievakuasi menggunakan tiga perahu nelayan sekria pukul 17.00 WIB. “Alhamdulillah, semua korban selamat dan tidak mengalami luka apa pun,” katanya.

Kapolsek Tegalbuleud, AKP Djoko Supono mengatakan, saat kejadian petugas langsung melakukan asesment untuk mengevakuasi 13 pemancing itu. Namun, saat nelayan setempat melakukan evakuasi dengan cara berenang menggunakan ban, kondisi air sedang tidak bersahabat. “Melihat situasi air yang tidak memungkinkan bisa di evakuasi ke pesisir area SBP, akhirnya evakuasi dilakukan lewat laut,” jelasnya.

Setelah melakukan musyawarah bersama, akhirnya tim gabungan sepakat mengevakuasi 13 pemancing itu menggunakan perahu jenis congkreng. “13 pemancing ini, kami evakuasi menggunakan perahu dan bersandar di Dermaga Kalapa Condong Ujung Genteng, Kecamatan Ciracap sekira pukul 21.00 WIB,” pungkasnya.

(den/e)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *