BMKG Sebut Ada Potensi Gempa Besar, Warga Diminta Siapkan Ini

Salah satu adegan pada simulasi evakuasi madiri gempa bumi yang dilaksanakan PMI Kota Sukabumi di Lapangan Garuda, Baros. Foto: Fawzy Ahmad / Radar Sukabumi

RADARSUKABUMI.com – Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengimbau masyarakat tetap mewaspadai potensi dan risiko terjadinya gempa besar. Warga dan pihak terkait diminta mempersiapkan jalur mitigasi ke daerah yang dianggap aman, terutama yang berada di ketinggian.

”Pada dasarnya, gempa bumi tidak bisa diprediksi. Namun kita bisa memperkirakan zona-zonanya. Mana yang harus diwaspadai,” kata Dwikorita Karnawati seperti dilansir dari Antara saat melakukan kunjungan kerja di Pacitan, Kamis (18/2/2021).

Bacaan Lainnya

Dia menyebut, kegempaan yang melanda berbagai daerah di Indonesia, baik di Pulau Jawa maupun Sumatera dan daerah-daerah di Indonesia timur sejak sebulan terakhir, bisa jadi pertanda yang harus diwaspadai. Intensitas kegempaan bahkan disebut Dwikorita meningkat.

”Selama kurun Januari saja, terjadi 85 kali kejadian kegempaan yang tersebar mulai dari Aceh, Nias, Bengkulu, dan Lampung,” ujar Dwikorita Karnawati.

Selain itu menurut dia, gempa juga melanda daerah pesisir selatan Pulau Jawa, mulai dari Banten, Jabar, dan Jateng. Sedangkan di bagian timur, peningkatan kegempaan juga melanda Lombok, Sumbawa, Sumba, hingga Sulawesi, mulai dari Sulbar, Sulteng, Gorontalo, hingga Laut Maluku.

Dwikorita menuturkan, belajar dari sejumlah kejadian gempa di Tanah Air, guncangan besar tidak terjadi tiba-tiba.

”Sikap waspada selanjutnya bisa diwujudkan dengan aktif melakukan pemantauan lapangan. Jalur mitigasi dipersiapkan, rute terpendek ke daerah aman harus dibuat sejak dini supaya proses penyelamatan atau evakuasi warga lebih mudah,” tutur Dwikorita Karnawati.

Secara tidak langsung, lanjut dia, langkah mitigasi terutama berlaku untuk warga pesisir pantai, seperti wilayah Pacitan, Trenggalek, Malang, Jember, Banyuwangi, maupun daerah pesisir pantai lain di Jawa maupun luar Jawa yang menjadi jalur kegempaan.

Dia menegaskan, pentingnya langkah mitigasi terkait dengan gempa yang berpotensi tsunami.

”Nah, kita lihat jarak dari pantai ke bukit terdekat itu sekian kilometer. Padahal golden time-nya hanya 20 menit. Ini yang dikatakan membuat mitigasi tadi,” ujar Dwikorita Karnawati.

Kendati begitu, Dwikorita mengimbau, warga untuk tidak panik. Dia meminta masyarakat tetap tenang namun harus memiliki kesadaran dan budaya mitigasi. Sehingga, jika sewaktu-waktu terjadi gempa bisa segera menjauh dari pantai dan mencari perlindungan di daerah tinggi.

”Salah satunya dengan membudayakan pengurangan risiko bencana sebagaimana anjuran pemerintah daerah melalui BPBD setempat,” kata Dwikorita Karnawati. (RB/izo)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *