BPBD: Kesulitan Air Bersih, Lapor

SUKABUMI – Musim kemarau diprediksi masih berlanjut dua bulan ke depan yakni sampai 31 Oktober mendatang. Hal ini diungkapkan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi berdasarkan prediksi yang dikeluarkan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).

Koordinator Pusdalops Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi, Daeng Sutisna mengaku, musim kemarau saat ini dampak kekeringan yang terjadi terus bertambah. Setelah sebelumnya hanya 12 kecamatan, kini bertambah menjadi 20 kecamatan.

Bacaan Lainnya

Berdasarkan data yang tercatat di BPBD, terhitung sejak Juni sampai 13 Agustus 2019, terdapat 38 desa dari 20 kecamatan yang tersebar di Kabupaten Sukabumi mengalami krisis air bersih. “Dari puluhan kecamatan ini, terdapat 7.774 KK dari jumlah jiwa sebanyak 22.388 jiwa yang saat ini mengalami krisis air bersih,” akunya.

Ia menjelaskan, 20 kecamatan yang mengalami krisis air bersih ini yakni, Kecamatan Cicurug, Cidadap, Gegerbitung, Tegalbuleud, Waluran, Cikembar, Gunungguruh, Kabandungan, Jampangtengah, Parungkuda.

Ditambah lagi Kecamatan Ciracap, Surade, Cisolok, Palabuhanratu, Cisaat, Cikakak, Ciemas, Sukalarang, Bantargadung dan Kecamatan Nagrak. “Diprediksi, jumlah kecamatan yang mengalami krisis air bersih ini akan terus bertambah.

Hal ini, berdasarkan prediksi dari BMKG yang menyatakan pada awal Agustus hingga 31 Oktober 2019 nanti akan banyak daerah di Kabupaten Sukabumi yang mengalami kekeringan,” paparnya.

Dalam menghadapi musim kemarau ini, BPBD Kabupaten Sukabumi menyiapkan tujuh unit armada untuk menyuplai air bersih ke sejumlah daerah yang sangat rawan kekeringan. “Untuk siaga darurat kekeringan, kami juga menyiapkan bantuan pipanisasi bagi warga yang mengalami krisis air bersih dengan syarat, di wilayah pemukimannya harus terdapat mata air. Seperti mata air bukit dan lainnya,” tandasnya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *