Geber Sukabumi Curhat ke BJB

CISAAT— Gerakan Bersama (Geber) Sukabumi, yang merupakan gabungan asosiasi jasa konstruksi dan sejumlah organisasi masyarakat mendatangi kantor Bank Jabar Banten (BJB) Sukabumi. Kedatangan organisasi yang di pimpin Budi Raharjo ini, menyampaikan keluhan tentang beberapa kesulitan para pengusaha jasa konstruksi selama ini.

Mulai dari lambannya proses kredit usaha, adanya sistem baru yang dirasa kurang tersosialisasikan dan sebagainya. “Kedatangan kami dalam rangka membangun kemitraan antara pihak perbankan dengan asosiasi jasa konstruksi serta organisasi masyarakat.

Dimana, dalam kesempatan itu kami menyampaikan beberapa persoalan yang dihadapi saat ini,” jelas Budi kepada Radar Sukabumi belum lama ini.
Tidak hanya itu, adanya beberapa oknum perusahaan yang dianggap mencoreng citra asosiasi diminta untuk masuk pada daftar hitam perbankan. Sehingga, jangan sampai seluruh pengusaha di cap kurang baik karena ulah beberapa oknum.

“Setelah sebelumnya muncul berbagai persoalan antara pihak perbankan dengan pengusaha, proses kredit usaha mulai dibuat cukup lama. Biasanya, dari proses pengajuan hingga pencairan hanya berselang satu pekan, Namun mulai saat itu bisa sampai tiga pekan,” terangnya.

Persoalan tersebut, lanjut Budi, tentunya berdampak pada kegiatan yang dilaksanakan oleh setiap perusahaan. Maka dari itu, pihaknya meminta kepada pihak perbankan untuk kembali memulihkan proses kredit usaha yang tentunya sesuai dengan persyaratan yang berlaku.

“Kami tidak meminta banyak, pihak perbankan jangan sampai melihat kami ini sama karena ada ulah oknum yang tidak baik. Hal ini dirasa perlu disampaikan untuk menjawab dan mencari solusi atas persoalan itu,” ujarnya.

Selain membangun kemitraan dengan pihak perbankan, organisasi yang memiliki moto mengawasi, memantau dan membidik ini juga bakal mendatangi Pemerintah Kabupaten Sukabumi untuk menyampaikan aspirasi tentang keberpihakannya terhadap pengusaha lokal yang ada di Kabupaten Sukabumi.

“Kami terus akan bergerak, tidak lama lagi kami akan datangi Pemda. Karena selama ini, pengusaha lokal terkesan tersingkirkan, sehingga dampaknya tidak sedikit perusahaan yang terancam gulung tikar. Seharusnya, pemerintah memberikan penyertaan karena pengusaha lokal pun sama memiliki kapabilitas dan kualitas yang tidak kalah dengan penguasa luar,” tutupnya.

Sementara itu, Pimpinan Cabang Bank BJB Sukabumi, Graha Noviana menambahkan, berbagai aspirasi dari Geber Sukabumi diterimanya dengan baik sebagai bahan evaluasi bersama. Selain itu, persoalan lambannya proses kredit usaha, karena terdampak transisi sistem kredit.

“Jadi, saat ini sistem kredit usaha menggunakan sistem baru yang dinamakan Loan Manajemen Sistem, ini kami lakukan untuk penyempurnaan proses sehingga tidak lagi dilakukan secara manual. Setelah semuanya lancar, jelas proses pun bakal lebih cepat,” pungkasnya.

 

(ren)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *