CIKEMBAR – Proyek perbaikan Jalan Raya Pelabuhan II, tepatnya di Kampung Pasir Gabig, RT 3/3, Desa Bojongkembar, Kecamatan Cikembar, disoal warga dan pengguna lalu lintas, Minggu (3/6). Pasalnya, tumpukan material proyek berupa batu, pasir dan mesin manual untuk pengolahan semen itu, hampir berada di setengah badan jalan.
“Sudah sekitar satu pekan terakhir kondisi jalan seperti ini. Jika siang menyebabkan debu dan apabila hujan jalanan ini menjadi becek dan licin. Khawatirnya jika malam hari pengendara sering tak sengaja melindas tumpukan tanah hingga mereka terjatuh,” jelas M. Syamsi (33), warga Kampung Cilaksana, RT 2/1, Desa Bojongkembar, Kecamatan Cikembar kepada Radar Sukabumi, Minggu (3/6).
Selain memakan ruas badan jalan, sambung M. Syamsi, tumpukan tanah galian dan material proyek yang akan digunakan untuk membuat drainase dan perbaikan jalan ini juga dinilai membahayakan pengendara, terlebih pada malam hari. “Seharusnya, material pembangunan itu tidak boleh menumpuk di badan jalan. Karena dapat menyebabkan kemacetan serta kecelekaan lalu lintas,” katanya.
Hal serupa dikatakan, Somanto (45), warga Kampung Gunung Kalong, Desa Cibatu, Kecamatan Cikembar. Ia mengaku wajar bila proyek tersebut menuai protes. Sebab, sejumlah material menumpuk dan memakan separuh badan jalan sehingga menganggu arus lalu lintas dan mengakibatkan kemacetan sekitar 500 meter baik dari arah Sukabumi maupun dari arah Cikembang.
Hal ini, dipicu karena tidak berfungsinya laju dari arah Jalan Raya Kampung Pasir Gabig secara normal, karena sebagian jalan dipakai tempat material. “Tidak ada petugas yang mengatur lalu lintas kendaraan di lokasi perbaikan. Hanya ada papan pengumuman perbaikan jalan. Akibatnya, lokasi ini rawan kecelakaan terutama pada malam hari. Apalagi tidak ada lampu penerangan jalan,” katanya.
Ia pun mengaku geram dengan pembangunan proyek yang dinilai semrawut tersebut. Menurutnya, selain jalan berdebu, dirinya juga kerap terjebak macet jika sedang mengantar dan menjemput istrinya kerja ke PT GSI I Cikembar.
