Dingin Aare

Sejumlah Petugas SAR yang tergabung dari Polisi Sungai, medis dan Pemadam Kebakaran bern Swiss
MEMANTAU SUNGAI AARE : Sejumlah Petugas SAR yang tergabung dari Polisi Sungai, medis dan Pemadam Kebakaran bern Swiss saat melakukan pemantauan. (foto : Ist)

Oleh : Handi Salam

Pagi sekira pukul 07:00 WIB Jumat (27/05/2022), Grup WhatApss Jurnalis yang kebanyakan menetap di Bandung mendapatkan laporan kronologis hilangnya putra Gubernur Jawa Barat. Dari 63 Peserta Grup awalnya Dingin. Ada yang bertanya soal kebenaranya. Ada juga yang menyampaikan Emmeril Khan Mumtadz (23) ikut bersama Ridwan Kamil sejak di Italia. Kemudian Berpisah.

Bacaan Lainnya

Ridwan Kamil ke Inggris. Istrinya Atalia Praratya bersama Emmiril Kahn Mumtadz dan Camillia Laetitia Azzahra pilih Pergi ke Swiss. Tujuannya untuk mencari Kampus magister S2 untuk Eril.

Kenapa harus pergi ke Bern Swiss. Kotanya Indah, sejuk penuh pegunungan. Sungainya indah. Negara itu tidak memiliki minyak bumi, gas, bahan Bakar Nuklir semua Impor dari Luar Negeri. Tapi 2006 Negara itu sepakat untuk tidak gunakan nuklir di Pembangkit Listrik.

Kota Bern memiliki penduduk sekitar 127.000 jiwa dan bertambah menjadi 130.000 jiwa pada 2010. Bern Kota terbesar ke -4 di Swiss setelah kota Zürich, Jenewa dan Basel.

Energinya listriknya dihasilkan dari Air. Negara itu mempromosikan energi terbarukan seperti air, matahari, angin dan tenaga panas bumi serta bahan bakar biomassa. Dan mungkin itu salah satu tujuan anak Ridwan Kamil ingin bersekolah disana.

Lebih 3.000 Warga Negara Indonesia (WNI) menetap disana. Kebanyakan berprofesi sebagai pelajar atau mahasiswa. Mungkin bertambah satu orang jika Eril tidak kesulitan berenang dan hilang di sungai Aare.

Saat kejadian itu, warga lokal memang tidak banyak yang berenang. Mereka tahu cuaca disana sedang buruk. Suhu Airnya mencapai 14-15 Celcius dan itu tidak diajurkan untuk berenang.

“Biasanya warga lokal berenang saat suhu air sungai berada di angka 18,19 dan 20 Celcius. Itu terjadi pada bulan Juli hingga Agustus, “ujar Til warga yang lahir dan hidup di Bantaran sungai Aare saat ditanya Youtuber asal Indonesia

Bagi warga lokal. Berenang di sungai Aare adalah budaya. Jarang sekali kesulitan. Sudah mengenal dan terbiasa dengan suhu sungai. Itupun kalau tidak ada hujan dan Badai. Berenang bagi yang bisa berenang mudah.Sungai Aare yang memiliki panjang 295 km atau 183 mil. Sudah ditetapkan sebagai warisan dunia tak benda oleh UNESCO.

Rekor dunia pernah tercipta pada 2012 untuk kegiatan arung jeram. 1.268 orang secara bersamaan mengarungi sungai tersebut dengan perahu karet, dari Kiesen ke Eichholz dan tidak ada orang kesulitan. Dilakukan pada saat musim panas.

Tapi sebisa-bisa berenang jika suhu airnya terlalu dingin bahaya. Susah bernapas. Bisa kram otot. Setiap bulan Sungai Aare menelan korban satu sampai dua orang. Kebanyakan turis asing yang datang.

Ditemukan paling cepat satu minggu kemudian. Ada yang sampai tiga Minggu. Eichholz dan Manzili adalah tempat berenang turis yang populer. Rute itu paling populer. Dinama para turis akan melakukan renang dengan berjalan terlebih dahulu ke arah Hulu tepatnya ke Eichholz.

Semakin ingin lama berenang. Semakin jauh harus berjalan menuju arah hulu. Yang terjauh sesuai anjuran petugas disana sekitar 2,4 KM atau 25 menit saat berenang kembali ke lokasi awal. lokasi awal Marzili lokasinya tepat dibawah gedung Parlemen Swiss. Patokannya jembatan harus menepi. Tidak dianjurkan untuk melebihi batas yang ditentukan.

“Betul, aliran sungai Aare digunakan untuk pembakit listrik. Wisatawan senang betul dengan arus deras itu. Pihak otoritas disana sudah memasang rambu-rambu secara Detail. Negara Swiss menjaga soal kemanan itu, “jelas Duta Besar Republik Indonesia untuk Swiss, Muliaman Darmansyah Hadad beberapa waktu lalu.

Kini, Ridwan Kamil sudah Ikhlas dan kembali ke Indonesia. Hampir semua Masjid adakan Salat Ghaib. Tapi polisi SAR dari Polisi Sungai, Medis dan Pemadam Kebakaran terus bekerja.

Mereka melakukan pencarian sepanjang Masa. Tidak ada batas waktu. Mereka sudah terbiasa menjaga sungai. Cuaca yang kurang baik menyulitkan. Wisawatan hanya satu dua yang berenang. Tidak ramai seperti bulan Juli dan Agustus. Kalau adapun menggunakan perahu karet dan pelampung.

Masih ada asa, meski dingin. Sebelum ditemukan jasadnya, Bisa saja Eril masih selamat. Ditemukan warga lokal dan dirawat. Seperti harapan beberapa warga Jawa barat. Tapi, itu saya kira hanya sebuah harapan dingin. Seperti dinginya sungai Aare Bern.

Media lokal disana memprediksi berdasarkan kejadian. Orang hilang ditemukan dibeberapa lokasi. Mulai di jembatan Lorraine. Tapi kebanyakan ditemukan di Danau Wohlensee yang merupakan muara sementara air singgah. Untuk selanjut mengalir kembali ke negara Jerman dan bertemu dengan sungai Rhein di dekat kota Waldshut, Jerman.

Mungkinkan masih ada Asa. Bisa saja sebelum jasad Eril yang sudah diikhlaskan kedua orang tuanya ketemu. Jikapun tidak ketemu. Eril akan menjadi saksi, perjuangan orang tua yang sayang pada anaknya. Perjuangan orang tua yang tidak ingin kehilangan. Pembuktian cinta orang tua kepada anak sepanjang masa.

Saksi Doa-doa warga Jawa Barat yang mencintai meski tanpa mengenalnya. Saksi Nitizen Indonesia yang bersumbu pendek dengan memberikan satu Bintang tentang Sungai Aare Bern buruk. Semua ada ujungnya. Mencitai tanpa harus mengenal dekat ternyata bisa. Tapi, terjadi saat dingin.

Doa-doa langit masih mengalir. Saya yakin Emmiril Kahn Mumtadz merasakan doa hangat warga Jawa barat. Meski dalam kodisi Dingin sekalipun. Semoga aja ada kabar hangat dalam satu dua minggu kedepan. Semoga….(*)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *