Jelang Pilkada 2024, Andri Berpisah dengan Fahmi, Relawan Munculkan Pasangan Muraz-Andri

Banner pasangan bakal calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Sukabumi, M Muraz - Andri Hamami yang ramai beredar di media Sosial Facebook.(Ft: FB Akun Relawan BUMI)
Banner pasangan bakal calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Sukabumi, M Muraz - Andri Hamami yang ramai beredar di media Sosial Facebook.(Ft: FB Akun Relawan BUMI)

SUKABUMI — Menjelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024 Kota Sukabumi, nama nama relawan yang mendorong jagoaanya maju dalam kontestasi 5 tahunan ini mulai bermunculan. Bahkan, sudah ada yang mulai memasangkan dua bakal calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Sukabumi.

Satu di antaranya Relawan BUMI (Bersama Muraz Andi Hamami) yang saat ini tengah menjadi perbincangan di media sosial FB (Facebook). Seperti diketahui Mohamad Muraz adalah Ketua DPC Partai Demokrat Kota Sukabumi sekaligus Wali Kota periode 2013-2018.

Bacaan Lainnya

Sementara Andri Setiawan Hamami adalah Wakil Wali Kota Sukabumi, 2018-2023 yang diusung oleh Partai Demokrat dan saat ini menjadi kader Partai Golkar. Dalam banner di media sosial grup Relawan BUMI M Muraz dipasangkan dengan Andri Hamami menjadi balon Wali Kota dan wakilnya Andri Hamami.

Di sisi lain, Andri Setiawan Hamami digadang gadang bakal maju menjadi calon Wali Kota Sukabumi oleh Partai Golkar. Termasuk telah muncul dan mendeklarasikan diri Relawan Harapan Masyarakat Sukabumi (HAMAMI) agar sang pengusaha sukses ini maju.

Menyikapi hal itu, Andri Hamami mengaku bersyukur telah banyak relawan yang muncul ke permukaan dan mendorong dirinya untuk maju kembali di Pilkada 2024. Baik untuk F1 (Wali Kota) maupun untuk F2 (Wakil Wali Kota).

“Terimakasih telah mendorong saya untuk maju di Pilkada Kota Sukabumi. Ini tentunya menjadi spirit dan modal awal untuk kembali berkontestasi pada perhelatan nanti,” ungkap Andri kepada radar sukabumi, pada Selasa (26/03).

Meskipun begitu, Andi Hamami tidak mau jumawa, walaupun dirinya masuk salah satu kandidat balon yang disodorkan DPP Partai Golkar beberapa waktu lalu, karena masih ada mekanisme – mekanisme dari parti yang harus ditempuh sehingga DPP memutuskan siapa yang layak maju.

“Pertama saya bersyukur masuk nominasi DPP Partai Golkar, tetapi ada mekanisme partai yang harus ditempuh dan itu hak preogratif dari DPP dan DPD Partai Golkar Jawa Barat siapa yang terpilih,” bebernya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *