Publikasi Indonesia Sudah Kalahkan Dua Negara

PEKANBARU – Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir mengungkapkan, negara yang maju bukan karena jumlah penduduk yang besar, tapi karena punya inovasi. Di mana kalau inovasinya makin tinggi, risetnya juga kian meningkat.

“Kalau lihat perkembangan dunia, masalah riset adalah masalah utama jika tidak ada inovasi. Tidak ada inovasi tanpa riset,” ujar Menteri Nasir saat membuka seminar dalam rangkaian Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Hakteknas) ke-23 di Pekanbaru.

Bacaan Lainnya

Dia menyebutkan, selama ini riset tidak mendapatkan perhatian serius. Ini dibuktikan pada 2015 jumlah publikasi hanya 2.400. Padahal Thailand sudah 9.500 publikasi, Singapura 18.000, Malaysia 28.000. Kondisi ini sangat menyedihkan karena Indonesia punya penduduk 250 juta orang, perguruan tingginya 4.500-an, tapi publikasinya cuma 2.400.

“Ini yang mendorong saya bersama Menkeu mengubah sistemnya. Jika selama ini riset para peneliti disibukkan pada pertanggungjawaban keuangan, tapi kali ini berbasis output. Publikasi berapa biayanya, prototype berapa biaya yang dikeluarkan. Jadi tidak lagi mengurus perjalanan dinas, dan lain-lain,” bebernya.

Perubahan ini membawa hasil per 7 Agustus 2018, publikasi Indonesia sudah 16.528. Malaysia 17.211, Singapura 12.593, Thailand malah lebih jauh lagi 9.595.Nasir menambahkan, riset harus berdasarkan demand side. Dulu riset hanya berhenti pada perpustakaan. Kini bagaimana bisa bermanfaat bagi dunia usaha dan masyarakat.”Perguruan tinggi harus lebih cepat, jangan menunggu perubahan itu muncul baru berubah,” tandasnya.

 

(esy/jpnn)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *