Muncul Wacana Moratorium Prodi LPTK

JAKARTA – Lembaga Pendidikan dan Tenaga Kependidikan (LPTK) terus mengalami kelebihan lulusan sarjana pendidikan atau calon guru setiap tahunnya. Bahkan, surplus lulusan LPTK tersebut mencapai 200 ribu orang per tahun.

Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir mengatakan, pemberlakuan moratorium terhadap pembukaan program studi baru LPTK bukan hal yang tidak mungkin. Sebab, hal itu berpengaruh dengan terjadinya over supply calon guru.

Bacaan Lainnya

“Pendidikan yang umum. Usulan moratorium itu untuk pendidikan, ilmu pendidikannya, bukan pendidikan teknik,” ujarnya saat ditemui di gedung PBNU, Jakarta Pusat.

Moratorium tentunya akan terlebih dahulu dikoordinasikan dengan pihak-pihak terkait, khususnya LPTK sendiri. Kemungkinan, akan diberlakukan pada program studi di luar Science, Technology, Engineering, and Mathematic (STEM).

“(Prodi) LPTK itu ada yang untuk produktif masih sangat kurang sekali. Mungkin yang umum atau istilahnya jurusan atau mapel yang menyangkut adaktif ini mungkin kita kurangi. Ada yang normatif kita kurangi. Yang produktif ini harus kita dorong, masih sangat kurang,” terang Nasir.

Prodi produktif, dia menyebutkan, yakni pendidikan teknik seperti teknik mesin, teknik sipil, teknik otomotif, dan sebagainya. Jurusan-jurusan tersebut justru akan didorong untuk dilakukan penambahan.“Yang kita dorong adalah sains dan teknologi. Contoh pendidikan teknik. Semua ini dikeluhkan pada sekolah-sekolah di SMK,” pungkasnya.

Seperti yang diketahui, LPTK merupakan lembaga yang mencetak para guru. Jumlah LPTK di Indonesia ada sebanyak 421 yang terdiri negeri dan swasta. Dari jumlah tersebut, yang terakreditasi A hanya 18 LPTK, sedangkan yang terakreditasi B sebanyak 81 LPTK.

 

(yes/JPC)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *