Antisipasi Covid-19, Pesantren Dzikir Al-Fath Diperketat

Sejumlah santri ponpes Dzikir Al-Fath saat mengikuti proses belajar dengan melakukan protokol kesehatan.

SUKABUMI – Penyebaran Covid-19 di lingkungan pessantren terus diantisipasi oleh Pondok pesantren Dzikir Al-Fath. Ponpes tersebut melakukan penerapan protokol kesehatan yang ketat, diantaranya pembatasan orang tua santri yang datang ke ponpes serta tidak diizinkan untuk masuk ke area pondok pesantren.

“Tamu yang datang ke ponpes wajib lapor, dan dilakukan pengecekan suhu tubuh dan terutama wajib menggunakan masker,” ujar Pimpinan Ponpes Dzikir Al-Fath KHM. Fajar Laksana.

Bacaan Lainnya

Tak hanya itu, pihaknya juga menyediakan berbagai sarana dalam penerapan protokol kesehatan salahsatunya menyediakan tempat cuci tangan di setiap sudut.

Penyemprotan ramuan herbal yakni biosin 36 yang terbuat dari kunyit kuning, putih daun sirih dan daun mahkota dewa, rutin di setiap ruangan ponpes dan juga mesjid.

“Sejak adanya Virus Corona kami juga membuat ramuan herbal yakni Biosin 36, bermanfaat dan aman digunakan khususnya kaum Muslimin karena tidak mengandung alkohol,”katanya.

Selain menjaga dan menerapkan protokol kesehatan, Fajar juga membiasakan olahraga Khusus kepada para santrinya, melalui latihan silat menggunakan teknik pernapasan.

“Metode pernapasan kita buat untuk menjaga kesehatan terutama di paru-paru. Setiap pagi para santri berolahraga dan berjemur diri serta memperhatikan makanan-makanan bergizi untuk mereka,”ujarnya.

Dengan adanya kluster baru di Kecamatan Gunung Puyuh, hal tersebut membuat Fajar semakin meningkat memperhatikan antisipasi Penyebaran Covid-19.

Fajar juga menambahkan program baru yakni MCML (Moving Class Master Learning) untuk mencegah kerumunan, dirinya membagi kelompok pada para santri untuk belajar di luar.

Lebih jelas Fajar mengatakan program MCML, para santri akan di pindahkan belajar di beberapa rumah milik orang tua siswa.

“Rumah kosong milik orang tua siswa akan jadikan tempat mukim santri selama 40 hari. Para santri tugasnya hanya menghafalkan Al-Qur’an, tetap menerapkan protokol kesehatan,”jelasnya.

Fajar menyakini program MCML antisipasi kerumunan orang, dengan jumlah santrinya yang banyak harus di sebar ke lokasi yang aman. Para santri juga akan merasa nyaman dengan lokasi belajar yang baru, tidak merasa jenuh harus berdiam di Ponpes.

“Alhamdulillah sudah ada 8 tempat yang nanti akan di tempati para santri, 1 rumah untuk 10 santri. Program ini sudah berjalan,”pungkasnya. (Bal)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *