Yenny: Tertawa Adalah Kekuatan Besar Gus Dur

Pengasuh Pesantren Tebuireng KH Abdul Hakim Mahfudz (tiga dari kiri) menerima silaturahmi rombongan Anggota DPD RI Ahmad Nawardi (dua dari kanan) sebelum peringatan haul ke-12 Gus Dur, Kamis (30/12). (Sholahuddin/Jawa Pos)

JAKARTA — Setiap 30 Desember diperingati sebagai haul KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur). Tahun ini, genap 12 tahun Presiden ke-4 RI itu telah meninggal dunia. Meski telah berpulang, namun jasa besar dan nilai-nilai Gus Dur itu tetap menyala abadi.

Beragam bentuk kegiatan digelar banyak kalangan untuk memperingati wafatnya cucu pendiri Nahdlatul Ulama (NU) Hadratus Syaikh KH Hasyim Asyari tersebut. Tidak hanya di internal keluarga dan Pesantren Tebuireng, Jombang. Namun, juga elemen-elemen masyarakat lainnya.

Bacaan Lainnya

Beberapa aktifitas peringatan haul Gus Dur tersebut mulai dari tahlil dan doa bersama, ziarah, bedah buku tentang sosok Gus Dur hingga aktifitas sosial kemasyarakatan lainnya. Waktu peringatan haul Gus Dur itupun tidak hanya saat 30 Desember saja. Tapi, biasanya juga sampai jauh sesudahnya.

Sementara itu, peringatan haul ke-12 Gus Dur Kamis malam (30/12) dihadiri banyak pejabat dan tokoh. Baik langsung maupun secara virtual. Seperti dapat disaksikan di beberapa kanal YouTube, di antara yang hadir online ada Mendagri Tito Karnavian, Menteri BUMN Erick Thohir, dan sejumlah duta besar. Gubernur DKI Anies Baswedan, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo, dan Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa juga hadir virtual. Lalu, ada juga KH Mustofa Bisri (Gus Mus), Try Sutrisno, hingga Laksamana Widodo A.S.

Dalam sambutannya mewakili keluarga, Yenny Wahid mengungkapkan, dalam dua tahun ini bisa dibilang merupakan tahun kesedihan. Ada banyak yang kehilangan anggota keluarga, kehilangan waktu dan tenaga, hingga depresi atau stres dampak pandemi Covid-19. Hal itu dampaknya antara lain pada kesehatan, tidak produktif, menjadi lemah, imunitas menurun dan sejenisnya.

Pada kondisi sekarang ini, lanjut dia, bangsa ini perlu dibangkitkan kembali. Warga dunia harus dibangkitkan lagi. Diperlukan imunitas yang tinggi. Salah satunya dengan hati yang selalu bahagia. Hati yang ceria agar kekebalan meningkat.

‘’Nah, tertawa adalah kekuatan besar Gus Dur. Menghadapi semua masalah apapun dengan tertawa. Bahkan, beliau juga menertawakan dirinya sendiri. Beliau punya kemampuan membahagiakan banyak orang lewat joke-jokenya. Tapi lebih dari sekadar joke,’’ ungkap putri Gus Dur yang akrab dipanggil Mbak Yenny itu.

Karena itu, tema yang diusung dalam haul ke-12 Gus Dur kali ini adalah Bangkit Bersama dengan Bahagia. Beberapa acara pun bernuansa menghibur. Salah satunya ceramah agama KH Imam Hambali yang mengisi ceramah bersama Abah Topan. Ada pula Ramzi dan Aziz Gagap.

Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf yang hadir langsung mengungkapkan, ada begitu banyak orang merindukan Gus Dur. Dia menyebut, di tengah mendung moral yang menggelapi dunia, alangkah sedikit yang hadir di tengah manusia dengan kejujuran penuh seperti Gus Dur. ‘’Di tengah begitu banyak ketidakpastian masa depan dan kekalutan, alangkah sedikit yang mampu tampil dengan gerakan-gerakan profetiks seperti Gus Dur,’’ ujarnya.

Rasanya, sekarang ini tidak ada lagi yang dapat berperan untuk menggantikan Gus Dur. ‘’Tapi, kita semua mengenal Gus Dur dan kita mesti menghabiskan waktu untuk dapat belajar tentang Gus Dur. Idealisme Gus Dur adalah kemanusiaan inklusif,’’ ungkapnya.

Sementara itu, pantauan Jawa Pos di Pesantren Tebuireng kemarin (30/12), peringatan haul Gus Dur tahun ini digelar relatif sederhana. Namun, tetap terasa begitu khidmat dan bermakna. Selain ada khotmil Quran, selepas salat Magrib seluruh santri mengikuti pembacaan surat Yasin, tahlil, dan doa bersama di masjid pesantren bersejarah itu.

Para santri juga menyaksikan bersama-sama peringatan haul ke-12 Gus Dur yang disiarkan virtual dari kediaman Gus Dur di Ciganjur, Jakarta. ‘’Di sini sederhana karena semula ada kebijakan PPKM level 3 itu. Jadi, tidak ada persiapan apa-apa. Ternyata, baru belakangan ditiadakan. Katanya orang-orang karena ada muktamar,’’ kata KH Abdul Hakim Mahfudz (Gus Kikin), pengasuh Pesantren Tebuireng, kepada Jawa Pos.

Para pengurus Ikatan Alumni Pesantren Tebuireng (Ikapete) dari berbagai daerah kemarin, juga tampak datang ke pesantren. Sejumlah rombongan tokoh, juga berziarah ke makam Gus Dur dan keluarga. Salah satu di antaranya Anggota Perwakilan Daerah (DPD) RI Ahmad Nawardi.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *