Tsunami di Puncak Ijen, Diawali Dentuman

Tim SAR mengangkat jenazah Andik di danau kawah Gunung Ijen, Banyuwangi, kemarin (30/5). (RAMADA KUSUMA/JAWA POS RADAR BANYUWANGI)

RADARSUKABUMI.com – Sesuatu yang tengkurap di tengah Danau Kawah Gunung Ijen itu menarik perhatian Arifin. Dengan segala risiko, dia pun berusaha mendekati.

Ternyata sesuatu tersebut seseorang: itu jenazah Andika alias Pak Andik, kawannya sesama penambang belerang yang telah dicari sejak sehari sebelumnya.

Bacaan Lainnya

”Jenazah masih utuh, hanya memakai jaket dan sepatu yang melekat pada tubuh korban,” kata Arifin tentang kawannya yang berusia 61 tahun itu kepada Jawa Pos Radar Banyuwangi kemarin (30/5).

Andika menjadi korban meninggal tsunami yang terjadi di puncak gunung yang terletak di Banyuwangi dan Bondowoso, Jawa Timur, itu pada Jumat siang lalu (29/5).

Fenomena alam langka tersebut diawali gempa 8,6 menit serta kemunculan dentuman dan bualan yang mengakibatkan gelombang air kawah alias tsunami yang menurut sejumlah penambang setinggi sekitar 3 meter.

Menurut Arifin, dentuman sebenarnya sering terjadi di gunung setinggi 2.443 mdpl (meter di atas permukaan laut) tersebut. Hanya, tidak terjadi setiap tahun. ”Semua penambang sudah paham (soal dentuman itu, Red),” katanya.

Petugas Pos Pemantau Gunung Api (PGA) Ijen, Suparjan, mengatakan bahwa dari aktivitas Gunung Api Ijen pada Jumat siang, secara visual gunung terlihat jelas hingga kabut 0-III.

Asap kawah bertekanan lemah tampak berwarna putih dengan intensitas tipis dan tinggi 50–100 meter di atas puncak kawah. Sempat terekam ada getaran di danau Kawah Ijen pada pukul 11.31.

”Terlihat ada bualan, lokasinya di pinggir sebelah selatan. Terpantau juga muncul gelombang di air kawah hingga mencapai ke area penambangan belerang,” ungkapnya.

Menurut Suparjan, sempat terekam getaran empat kali dan terjadi longsoran dengan amplitudo maksimum 8–46 mm berdurasi 19–286 detik.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *