Korban Gempa Halmahera Bertambah

BERANTAKAN: Kondisi rumah warga Joronga, Halmahera Selatan, yang hancur akibat gempa Minggu (14/7). (HUMAS BASARNAS KOTA TERNATE)

JAKARTA, RADARSUKABUMI.com – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengumumkan korban jiwa yang terdampak gempa 7,2 skala richter (SR) di Pulau Bacan Halmahera Selatan bertambah jadi empat orang. Dua di antara korban meninggal karena tertimpa bangunan yang runtuh. Secara total, BNPB mencatat ada empat korban jiwa, 51 orang luka-luka, dan 971 rumah rusak berat. Jumlah pengungsi juga bertambah dari 2000-an jiwa menjadi total 3.100 jiwa. Ada tujuh fasilitas pendidikan rusak berat, tiga fasilitas peribadatan rusak, dan tiga jembatan rusak.
“Empat orang meninggal untuk di Halmahera, dua di antaranya kejatuhan bangunan, dua lagi belum ada identifikasi tapi kemungkinan sama. Gempa kan tak membunuh tapi kan dampaknya. Karena rumahnya tak kuat kena goyang gempa runtuh,” ungkap Pelaksana Harian Kepala Pusat Data, Informasi, dan Hubungan Masyarakat BNPB, Agus Wibowo kepada wartawan.
BNPB telah mendirikan dua posko, yakni dan Bacan dan Saketa di Pulau Halmahera Selatan. Dua posko itu, lanjut Agus, diharapkan bisa menangani lebih baik para korban gempa lantara terpisah pada dua pulau. “Sedangkan pengungsi ada di 15 titik. Pengungsi juga ditempatkan di pusat-pusat pemerintahan yang aman, seperti dinas pariwisata, polres, hingga kantor lembaga permasyarakatan,” papar dia.
Perlu diketahui, terdapat gempa susulan sebanyak 93 kali hingga 16 Juli pukul 06:00 WIB. Status tanggap darurat juga masih berlaku terhitung 15-21 Juli 2019. (Eka/jpg)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *