Gagal Ginjal Akut Bisa Sembuh, Ini Penjelasan Menkes Budi Gunadi Sadikin

Menkes Budi Gunadi
Menkes Budi Gunadi Sadikin--

JAKARTA — Pemerintah Indonesia memastikan gangguan ginjal akut progresif atipikal pada pasien di Indonesia sudah bisa disembuhkan. Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin mengatakan, pemerintah memperoleh obat yang relevan pada penyebab penyakit.

“Begitu kami tahu penyebabnya, toxicnya apa, kami mencari obatnya untuk para balita yang masuk rumah sakit. Sudah obatnya, namanya Fomepizole (injeksi),” kata Budi Gunadi Sadikin dalam konferensi pers AKI di Jakarta.

Bacaan Lainnya

Menurut Budi, obat tersebut hingga sekarang belum tersedia di Indonesia, sehingga masih didatangkan dari produsennya di negara Singapura. Obat tersebut kemudian dicobakan kepada 10 pasien AKI yang dirawat di RSCM. Reaksi Fomepizole memicu perbaikan gejala pasien, dan sebagian lainnya stabil, kata Budi menambahkan.

“Jadi kami merasa lebih yakin bahwa obat ini efektif. Sekarang Pemerintah Indonesia untuk pasien yang ada sekarang, karena kita sudah tahu penyebabnya, itu bisa diobati,” kata dia.

Budi berharap kehadiran obat Fomepizole yang diuji coba hingga tiga hari terakhir di RSCM bisa menekan laju kematian pasien AKI yang kini mencapai 133 jiwa dari total pasien yang dirawat sebanyak 241 orang di 22 provinsi.

Budi mengatakan, AKI yang semula berstatus sebagai penyakit misterius, telah berhasil diungkap penyebabnya oleh pemerintah berdasarkan hasil penyelidikan terhadap patogen yang menjadi cemaran obat sirup bernama Etilen glikol, Dietilen Glikol (DEG) dan etilen glikol butil ether (EGBE). “Jadi selain dicegah sumber penyakitnya, kami juga lakukan terapi dari sisi obat-obatan,” katanya.

Berdasarkan hasil penelitian patogen pada pemeriksaan PCR dan metagenomik, kata Budi, diketahui AKI dipicu oleh senyawa kimia tersebut. Jika senyawa kimia itu masuk dalam metabolisme manusia, itu mengubah senyawa kimia tadi jadi asam oksalat.

“Ini berbahaya, kalau asam oksalat masuk ginjal, bisa jadi kalsium oksalat seperti kristal kecil yang tajam merusak ginjal anak,” terang Budi.

Gejala Ginjal Akut

Kasus gagal ginjal akut pada anak terus meningkat di Indonesia. Gagal ginjal akut ini menyerang anak-anak usia 6 bulan-18 tahun.

Mengutip informasi di laman Kemkes.go.id per tanggal 18 Oktober 2022, sebanyak 189 kasus telah dilaporkan. Dari data tersebut, kasus paling banyak didominasi usia 1-5 tahun.

Ada banyak keluhan yang disampaikan orangtua ketika membawa buah hatinya yang terkena gagal ginjal. Berikut beberapa gejala gagal ginjal pada anak yang perlu diwaspadai:

1. Muntah-muntah dan tidak nafsu makan

Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia, anak yang fungsi ginjalnya menurun drastis bisa mengalami mual, muntah-muntah parah, dan tidak nafsu makan. Kondisi ini dipengaruhi peningkatan kadar ureum di dalam darah.

2. Pucat

Penderita gagal ginjal pada anak biasanya juga terlihat pucat. Hal itu disebabkan rusaknya ginjal menurunkan produksi sel darah merah secara signifikan. Akibatnya, anak mengalami anemia berat.

3. Badan lemas dan kelelahan

Orangtua juga perlu waspada jika anak sering lemas dan badannya sering kelelahan padahal aktivitas fisik minim dan sudah cukup istirahat.

Penderita gagal ginjal bisa merasa kelelahan karena penumpukan ureum di dalam darah.

4. Tumbuh kembang terganggu

Penyakit gagal ginjal pada anak juga bisa menyebabkan tumbuh kembang si kecik terganggu. Anak bisa mengalami keterlambatan mencapai tonggak tumbuh kembangnya, sampai telat pubertas. Hal itu dipengaruhi menurunnya nafsu makan anak selama ginjal tidak berfungsi.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *