Sumber Mata Air Babakan Memprihatinkan

Kondisi Sumber mata air di Kampung Babakan Jampang, Kelurahan Cisarua Kecamatan Cikole.

RADARSUKABUMI.com — Warga Kampung Babakan Jampang, Kelurahan Cisarua Kecamatan Cikole meminta pemerintah untuk melakukan penanganan serius dengan keberadaan sumber mata air yang berada di RW 11 Kampung Babakan Jampang.

Soalnya kondisi sumber air tersebut sangat memprihatinkan. “Wilayah sumber mata air itu banyak kerusakan, tebing-tebing dekat aliran air, banyak warga yang buang sampah, perlu segera di konservasi,” ujar ketua RW 11, Hasan Fuad, Selasa (16/6).

Bacaan Lainnya

Padahal selama ini sumber mata air tersebut tidak pernah mengering meskipun di musim kemarau. Bahkan mata air itu bisa mengairi dua kelurahan yakni Subangjaya dan Cisarua.

“Selama ini, aliran air tersebut digunakan terutama untuk mengairi sawah dan kebun serta kolam warga. Namun selain itu dipergunakan juga untuk memenuhi kebutuhan MCK warga,” jelasnya.

Diakui dia perlunya perhatian pemerintah atau pihak lain yang memiliki kepedulian untuk bisa ikut melakukan konservasi lingkungan di daerah aliran air yang mengalir ke dua kelurahan tersebut.

Tujuannya untuk melestarikan salah satu sumber daya alam berupa air, yang sampai kapanpun selalu dibutuhkan dalam menunjang hidup dan kehidupan manusia serta makhluk hidup pada umumnya.

“Jika tidak dikonservasi, lama-lama bisa mati, akibat tanah longsor dan atau perubahan fungsi,” ungkapnya.

Ditambahkan Hasan Sumber mata air tersebut pernah dijadikan karya ilmiah tesis oleh peneliti dari Universitas Brawijaya, Probowati Pramudita Dewi, mengenai studi kualitas air tanah dangkal terhadap kandungan bakteri Escherichia coli.

Berdasarkan studi tersebut bahwa di Wilayah Kelurahan Cisarua dan Kelurahan Subangjaya permasalahan utama yang terjadi di Kota Sukabumi adalah menurunnya jumlah kualitas air setiap tahunnya.

Akibat semakin padatnya penduduk dan kebutuhan rumah tangga semakin banyak mengakibatkan terganggunya kondisi air tanah.

“Potensi pemberdayaan air bisa lebih dioptimalkan buat warga jika dibantu penataan lingkungan di sekitar daerah resapan air, dan pengamanan saluran airnya, sehingga dapat pula dimanfaatkan untuk potensi wisata di sepanjang kawasan konservasi,”terangnya.

Padahal kalau dikonservasi kata Hasan Kampung Babakan Jampang wilayah RW 11, dapat dibentuk sebagai kampung tematik yang dapat diarahkan sebagai Daerah Tujuan Wisata (DTW) lokal maupun regional karena memiliki potensi pengrajin UMKM.

Seperti produk permen jahe, noga kacang, sumpiah, kerajinan dari bambu seperti besek, pipiti yang dipakai untuk kemasan moci, bibika dan tahu serta layang-layang. (bal)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *