Sukabumi Sukabuku Gelar Workshop Menulis Cerita Anak dan Read Aloud

SUKABUMI – Sukabumi Sukabuku menggelar workshop menulis cerita anak dan read aloud di Perpustakaan Cikundul, Kecamatan Lembursitu, Kota Sukabumi.

Kegiatan yang mengusung tema ‘Ramadhan Bulan Literasi, Sukabumi Sukabuku Berbagi’ ini, dihadiri langsung Ketua Sukabumi Sukabuku Ratna Istianah, Kadis Perpustakaan Kota Sukabumi, Camat Lembursitu, Lurah Cikundul, Ketua PKK dan tamu undanganlainnya.

Bacaan Lainnya

Ketua Sukabumi Sukabuku Ratna Istianah mengatakan, kegiatan ini sebagai upaya untuk memberikan motivasi dan inspirasi anak-anak agar dapat membaca sendiri. “Workshop menulis cerita anak dan read aloud ini menjadi awal yang baik untuk mengajak anak-anak Kota Sukabumi lebih mencintai literasi,” kata Ratna kepada Radar Sukabumi, Minggu (7/4).

Dengan memperkenalkan anak pada kegiatan membaca sejak dini, diharapkan anak-anak akan memiliki kebiasaan membaca yang baik dan meningkatkan kemampuan literasi. “Workshop ini dihadiri puluhan anak-anak dari berbagai kelompok usia, yang antusias mengikuti kegiatan menulis cerita dan read aloud. Mereka belajar bagaimana cara menulis cerita anak yang menarik dan cara membacakan cerita dengan lancar dan ekspresif,” paparnya.

Sementara itu, Bunda Literasi Kota Sukabumi Diana Rahesti mengapresiasi kegiatan yang diselenggarakan Sukabumi Sukabuku. Menurutnya, penulisan cerita anak ini baru dilaksanakan di Kota Sukabumi. Pasalnya, cerita anak berbeda dengan cerita pada umumnya. Cerita anak merupakan karya sastra yang ditulis sebagai bacaan untuk anak-anak. “Ya, biasanya memiliki jalan cerita yang sederhana dengan ilustrasi gambar yang menarik. Saya pikir, kegiatan menulis cerita anak ini terbilang baru dilaksanakan di Kota Sukabumi. Kalau workshop menulis cerita umum atau fiksi mungkin sudah banyak yang menyelenggarakan,” tuturnya.

Ia mengulas, read aloud atau membaca nyaring merupakan cara seru dan efektif untuk menumbuhkan anak gemar membaca. Metode mengajarkan membaca yang paling efektif untuk anak-anak karena dengan metode ini, bisa mengkondisikan otak anak untuk mengasosiasikan membaca sebagai suatu kegiatan yang menyenangkan. “Juga menciptakan pengetahuan yang menjadi dasar bagi si anak, membangun koleksi kata/kosakata (vocabulary), dan memberikan cara membaca yang baik (reading role model). Saat usia emas (golden age), yaitu 0-5 tahun, anak akan dapat menyerap dengan sangat cepat,” pungkasnya. (Bam)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *