Pemkot Sukabumi Dorong Transformasi Digital di Pelayanan Publik

Diskominfo Kota Sukabumi FPD
Suasana kegiatan FPD Diskominfo Kota Sukabumi di Resto Rinjani, Rabu (28/2).

SUKABUMI– Aspek transformasi digital menjadi suatu keharusan dalam pelayanan publik di era sekarang ini. Untuk itu, harus dibangun pondasi kolaborasi dan berbagi pengetahuan demi kemajuan Kota Sukabumi. Hal ini mengemuka dalam Forum Perangkat Daerah (FPD) Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kota Sukabumi di Resto Rinjani, Rabu (28/2).

“FPD ini merupakan proses perencanaan kegiatan yang akan dilaksanakan di 2025. FPD bukan hanya merupakan acara seremonial mari sama-sama menyamakan persepsi karena ini tahapan penting untuk saling melengkapi,” ujar Asisten Daerah II Bidang Perekonomian dan Pembangunan Setda Kota Sukabumi Nuraeni Komarudin yang mewakili Pj Wali Kota Sukabumi. Hadir pula dalam kesempatan itu, Ketua TP PKK Kota Sukabumi Diana Rahesti dan Kepala Diskominfo Kota Sukabumi Rahmat Sukandar.

Bacaan Lainnya

Menurut Nuraeni, FPD Diskominfo bertajuk spirit of sharing and collaboration ini merupakan upaya untuk membangun pondasi kolaborasi dan berbagi pengetahuan untuk kemajuan Kota Sukabumi.

Tema spirit of sharing and collaboration yang juga sinergis dengan tema FPD di Pemprov Jabar yaitu orkestrasi smart province dan smart city dalam rangka simplikasi layanan aduan terintegrasi. Dari tema itu, maka harus memulai untuk berbagi informasi dan berkomunimasi dengan efektif dan efisien.

“Kita memiliki pengetahuan, pengalaman dan sumber daya yang berbeda dan ini harus digunakan untuk kemajuan yang berkelanjutan. Dalam konteks ini tidak bisa mengabaikan pentingnya tansformasi digital dalam pelayanan publik,” terangnya.

Persuratan misalnya Kota Sukabumi di tahun ini kata Nuraeni, sudah memiliki sistem elektronik persuratan yang dikenal dengan Simponi Parasut. Selain itu beberapa pelayanan publik berbasis digital lainnya yang langsung bersentuhan dengan masyarakat.

” Dengan pelayanan publik secara digital, masuarakat dapat memgakses layanan dan informasi pemerintah dengan lebih mudan dan cepat, dari mana saja dan kapan saja,” ungkap Nuraeni.

Transformasi digital juga sambung dia, memungkinkan pemeri tan untuk mengoptimalkan proses internal mengurangi birokrasi dan meningkatkan efisiensi pengelolan sumber daya publik.

Peran akademisi, media, provider, dan komunitas lanjut Nuraeni, menjadi signifikan dalam membantu diskominfo dalam menyebar luasa informasi. Dalam FPD hadir berbagai unsur pemtahelix yaitu lima aktor pembangunan yang terdiri unsur akademisi, bisnis pengusaha, komunitas, pemerintah, dan media.

” Semoga dengan berkumpulmya kita dapat terjalin kolaborasi lintas sektor untuk menghadapi berbagai tantangan di era digital,” kata Nuraeni. Kolaborasi antar aktor pentahelix merupakan kunci untuk memanfaatkan potensi teknologi informasi dengan sebaik-baiknya.

Dengan kolaborasi terang Nuraeni, akan hadir sebuah solusi novatif untuk masalah yang komplek meningkatkan pelayanan publik dan mendorong pertumbuhan inklusif. Oleh karena itu dalam FPD menjadi media untuk seluruh peserta agar dapat berpartisipasi aktif bertukar ide dan menciptakan kemitraan yang saling menguntungkan. Seluruh unsur pentahelix dalam FPD ini kata Nureani jadi pondasi yang kuat untuk kolaborasi lintas sektoral dan inovasi berkelanjutan. (why)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *