Mengenal Vaksin Demam Berdarah Dengue

dr. Kristian Wongso
Dokter Spesialis Anak BMC Mayapada Hospital Bogor, dr. Kristian Wongso, DTM&H, MSc, SpA

BOGOR – Demam berdarah dengue (DBD) merupakan penyakit yang diakibatkan oleh virus dengue. Penyakit ini masih menjadi beban yang serius di Indonesia.Pada tahun 2004-2010, Organisasi Kesehatan Dunia menemukan bahwa Indonesia adalah negara tertinggi kedua yang memiliki angka kejadian demam dengue di dunia. Tidak mengherankan, banyak dari masyarakat yang sudah akrab mendengar nama penyakit ini.

Virus demam dengue ini masuk ke dalam tubuh manusia lewat gigitan nyamuk. Pada sebagian orang, infeksi dengue tidak menimbulkan gejala apapun. Namun, pada beberapa orang, dapat menyebabkan pemburukan kondisi hingga meninggal dunia.

Bacaan Lainnya

Dalam catatan Dinas Kesehatan Kota Bogor, sejak Januari hingga Juli 2023 terdapat 960 kasus DBD di 6 kecamatan di Kota Bogor. Dari angka tersebut, 4 di antaranya meninggal dunia.

Namun kini, resiko memburuknya pasien DBD dapat diminimalkan melalui vaksin. Dengan pemberian vaksin, resiko rawat inap dan pemburukan kondisi dapat diturunkan.

Dokter Spesialis Anak BMC Mayapada Hospital Bogor, dr. Kristian Wongso, DTM&H, MSc, SpA menjelaskan vaksin DBD dapat dipertimbangkan sebagai usaha untuk mencegah sakit DBD yang berat, “Vaksin ini bukan mencegah seseorang terjangkit DBD melainkan mengurangi risiko memburuknya pasien saat terkena DBD.”

Ia menyebut, vaksin ini sudah direkomendasikan oleh Ikatan Dokter anak Indonesia (IDAI) untuk mengurangi angka kematian yang disebabkan oleh penyakit DBD.

“Vaksin ini ada 2 jenis. Ada yang bisa diberikan pada usia 6 tahun hingga 45 tahun dengan dua kali pemberian dengan jarak 3 bulan. Ada juga yang jenis lain, yang diberikan pada usia 9 sampai 16 tahun dan diberikan sebanyak 3 kali dengan jarak 6 bulan,” terangnya.

Seperti halnya obat pada umumnya, vaksin ini juga dapat berpotensi menimbulkan efek samping. Namun dr. Kristian mengatakan efek samping yang ditimbulkan relatif kecil. “Ada risiko nyeri 50 persen dan resiko demam 10 persen selama sekitar 3 hari. Namanya saja ‘risiko efek samping’, jadi belum tentu semua yang divaksin mengalami efek samping ini,” imbuhnya.

“Perlu diingat bahwa bukan berarti setelah divaksin maka kita tidak menjaga diri dari gigitan nyamuk. Kita harus tetap menghindari diri dari gigitan nyamuk, misalnya dengan memastikan tidak ada genangan air di wadah di dalam rumah atau di halaman rumah, apalagi saat musim hujan.”

Vaksin ini kini tersedia juga di BMC Mayapada Hospital Bogor. (Fat)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *