SUKABUMI – Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kabupaten Sukabumi, terus berupaya maksimal dalam mengikis penyakit stunting atau gagal tumbuh pada anak.
Kepala DPPKB Kabupaten Sukabumi Agus Sanusi kepada Radar Sukabumi mengatakan, pada 2022 lalu DPPKB Kabupaten Sukabumi telah melakukan pembentukan Tim Pendamping Keluarga (TPK) yang bertugas untuk membantu pemerintah dalam melakukan akselerasi penurunan stunting di Kabupaten Sukabumi.
“TPK yang sudah terbentuk sebanyak 2100 TPK yang terdiri kader bidan, kader KB dan Kader PKK dengan jumlah sekitar 6.300 orang,” kata Agus Sanusi kepada Radar Sukabumi pada Kamis (09/03).
Untuk memaksimalkan kinerja TPK ini, maka DPPKB Kabupaten Sukabumi berencana akan mengger kegiatan orientasi TPK Kabupaten Sukabumi dengan jumlah peserta yang akan dibina sebanyak 6.300 orang.
“Orientasi TPK ini, akan kami lakukan mulai pada 10 Maret sampai 20 Maret 2023 nanti. Jadi perkelasnya nanti, ada 50 orang atau kurang lebih ada 130 kelas yang berada di 47 kecamatan dan ini, akan diselenggarakan di masing-masing kecamatan,” ujarnya.
Pembinaan anggota TPK ini, sambung Agus, sangat penting dilakukan. Lantaran, mereka merupakan garda terdepan yang berhubungan langsung dengan masyarakat.
” Iya, kalau tujuan utamanya, tidak lain untuk percepatan penurunan stunting. Karena, saat ini Kabupaten Sukabumi berada di peringkat ke 2 di Jawa Barat, setelah Sumedang. Jadi, Kabupaten Sukabumi itu, angka persentasi stunting-nya ada di kisaran 27,5 soal banyaknya kasus stunting,” timpalnya.
Pihaknya menambahkan, pembinaan atau orientasi TPK yang rencananya akan diselenggarakan selama 10 hari itu, merupakan program dari BKKBN Provinsi Jawa Barat.
Sementara, untuk peran dari DPPKB Kabupaten Sukabumi hanya bertugas sebagai fasilitasi saja. “Insya Allah dengan upaya seperti ini, kasus stunting di Kabupaten Sukabumi akan turun,” pungkasnya. (Den)
