Kasus DBD Meningkat, Anggaran Pogging ‘Nol’

GUNUNGGURUH – Tahun ini, kasus demam berdarah dengue (DBD) di Kecamatan Gunungguruh meningkat sekitar 20 persen dari tahun sebelumnya.

Peningkatan angka tersebut dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti perubahan iklim dari musim kemarau ke musim hujan, kepadatan mobilitas penduduk dan kesadaran pola hidup besih dan sehat (PHBS) yang masih rendah. Meskipun demikian, Pemerintah Daerah Kabupaten Sukabumi belum mengalokasikan anggaran untuk pencegahan DBD dalam bentuk pemoggingan.

Bacaan Lainnya

Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Kecamatan Gunungguruh mencatat, terhitung dari awal Januari hingga 18 Desember 2017, terdapat 15 warga yang terjangkit penyakit DBD. Jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya, angka tersebut meningkat dari jumlah kasus DBD periode tahun 2016 yang hanya mencapai 13 kasus.

“Anomali atau penyimpangan cuaca mempengaruhi peningkatan jumlah kasus DBD ini. Mulai awal tahun 2017 sudah terjadi ketidak tentuan cuaca sehingga mengakibatkan jumlah kasus DBD meningkat jauh dibanding tahun lalu,” jelas Koordinator Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan Pemukiman (P2MPLP) Puskesmas Kecamatan Gunungguruh, Eri Kustiawan kepada Radar Sukabumi, Senin (18/12).

Untuk itu, dalam upaya penanggulangan lonjakan jumlah kasus DBD ke depan, Puskesmas Kecamatan Gunungguruh secara intensif akan melakukan penyuluhan tentang bahaya DBD keseluruh daerah yang dianggap rentan terjangkit DBD.

Seperti pencegahannya dengan melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) serta melakukan 4M yaitu menguras, menutup, mengubur dan mengawasi. Sehingga, perkembangan nyamuk Aedes Aegypty bisa dikendalikan dari mulai jentik.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *