Kampung Batukarut Masih ‘Gulita’

JAMPANGTENGAH – Puluhan kepala keluarga (KK) di Kampung Batukarut, RT 3/6, Kedusunan/Desa Tanjungsari, Kecamatan Jampangengah, sudah puluhan tahun belum menikmati layanan listrik secara maksimal dari pemerintah.

Warga yang berada di lokasi dataran tinggi tersebut berharap pemerintah segera membuat program supaya kampung mereka bisa teraliri listrik.

Bacaan Lainnya

Seorang tokoh masyarakat setempat, Dading (60) mengatakan, kondisi gelap ini sudah lebih dari 20 tahun berlangsung. Bagi warga yang kondisi ekonominya baik, untuk bisa merasakan penerangan mereka terpaksa harus menyambung listrik dari kampung tetangga dengan membentangkan kabel hingga ratusan meter.

Sedangkan bagi warga yang tidak mampu, sampai saat ini masih mengunakan lampu bertenaga surya untuk penerangan pada malam hari.

“Puluhan tahun warga di sini belum bisa menikmati listrik langsung dari PLN, meskipun kita pernah mengajukan permohonan sambungan listrik ke PLN,” jelas Dading saat disambangi Radar Sukabumi di rumahnya, Senin (30/10).

Keluhan serupa dilontarkan Ketua RT 3/6, Kandi (54). Menurutnya, warga sudah berupaya berulang kali mengajukan permohonan kepada PT PLN Rayon Cikembar dan PT PLN Area Sukabumi. Namun hingga saat ini, keinginan warga supaya bisa menikmati listrik masih menjadi cita-cita.

“Permohonan tersebut telah dilakukan lebih dari tujuh kali ke PLN, namun hingga saat ini belum mendapat jawaban dari pihak PLN. Padahal warga siap menyiapkan dana agar mendapat sambungan listrik. Sudah empat tahun ini ajuan itu tidak kunjung dikabulkan,” katanya.

Dia menjelaskan, penggalangan dana tersebut sebagai bentuk keseriusan warga karena ingin menikmati listrik layaknya wilayah lain. Saat ini, sebagian warga hanya menggunakan lampu senter untuk penerangan malam hari dan sebagian lainnya menginduk listrik ke kampung tetangga dengan pemakaian seadanya dan secara bergantian.

“Untuk penerangan rumah pada malam hari, warga terpaksa menyewa atau menumpang dari rumah warga lainnya yang sudah terlayani PLN,” bebernya.

Menurut Kandi, kabel yang membentang untuk mendistribusikan listrik dar KWh kampung tetangga ke warga Kampung Batukarut, kondisinya sangat memprihatinkan, karena kabel yang digunakan warga tidak berstandar PLN sehingga dikhawatirkan dapat mengancam keselamatan warga.

“Apalagi saat ini musim penghujan, jaringan kabel dari KWh yang membentang ke pemukiman warga telah melintasi perkebunan, sungai dan pesawahan. Kami takut kalau hujan deras dan angin kencang, ada ranting pohon yang tumbang hingga menerjang kabel listrik,” tandasnya.

Masih di tempat yang sama, Kepala Desa Tanjungsari, Dilah Hablillah membenarkan, di kampung tersebut sudah puluhan tahun belum menikmati listrik, harapan warga untuk mendapatkan aliran listrik kerap dikeluhkan melalui pemerintah desa dan kecamatan, namun hingga saat ini belum juga ada kejelasan.

“Saya sudah bosan mengajukan ke PLN, namun hingga saat ini belum juga terealisasi. Beberapa waktu lalu ada survei yang dilakukan PLN untuk pemasangan listrik gratis, semoga ini menjadi kenyataan dan kebahagian untuk warga,” katanya.

Warga yang tidak memiliki listrik sambung Dilah, terdapat 80 jiwa dari 35 KK. Bahkan, warga sudah melakukan swadaya pada 10 tahun silam, dengan cara membeli tiang telepon yang tidak terpakai untuk dijadikan tiang jaringan listrik.

“Hal itu, digunakan saking warga ingin memiliki listrik,” imbuhnya.

Upaya yang sudah dilakukan Pemerintah Desa Tanjungsari ujar Dilah, yakni mengajukan proposal. Bahkan, saat melakukan rapat di Kecamatan Jampangtengah pada 4 tahun lalu, ada salah satu karyawan dari PLN memberikan fasilitas untuk menjembatani keluhan warga terkait aliran listrik. Namun entah kenapa, hingga saat ini ajuan itu belum terealisais.

Saat ini, yang dikhawatirkan oleh warga ialah adanya beberapa rumah yang menikmati listrik dengan cara menyimpan KWh yang berjarak hingga 1 Km dan ditarik menggunakan kabel.

“Mirisnya, warga menggunakan kabel untuk mengaliri listrik menggunakan kabel warung. Kalau kabel itu putus dan terinjak oleh warga, dapat mengancam keselamatan. Kami khawatir apalagi sekarang musim penghujan, jaringan listrik itu tertimpa ranting pohon dan rusak,” pungkasnya. (cr13/t)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *