Jawa Barat Target Zero HIV/AIDS pada 2030

Kiri ke kanan: Sekretaris KPA Jabar Dadang Iradi, Pengelola Program HIV Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat Asep Ruhyani, Lurah Situsaeur Bandung Deni Setiabudi, dan Tri Irwanda dari Rumah Media Interaksi saat menjadi nara sumber dalam acara koordinasi lintas struktur dan stakeholder tentang pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS di Aula SMKN 2 Kota Bandung, Rabu (15/21/2023). (Ricky Prayoga)
Kiri ke kanan: Sekretaris KPA Jabar Dadang Iradi, Pengelola Program HIV Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat Asep Ruhyani, Lurah Situsaeur Bandung Deni Setiabudi, dan Tri Irwanda dari Rumah Media Interaksi saat menjadi nara sumber dalam acara koordinasi lintas struktur dan stakeholder tentang pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS di Aula SMKN 2 Kota Bandung, Rabu (15/21/2023). (Ricky Prayoga)

Ia menjelaskan, pada 2023 dengan anggaran mencapai Rp7 juta, dilakukan sosialisasi kepada masyarakat melalui pengajian di masjid, ke sekolah, skrining anak jalanan dan melakukan karnaval jalanan, hingga membentuk kader di tiap RW.

Bacaan Lainnya

“Namun sosialisasi ini terindikasi belum optimal. Di mana yang datang orangnya itu-itu saja,” kata dia.

Karenanya, Kelurahan Situsaeur meluncurkan lagi layanan untuk sosialisasi mengenai HIV/AIDS dengan dampak yang dirasa cukup efektif yakni Pojok CATIN (Calon Pengantin).

Melalui pelayanan tersebut, ujar Deni, pihak kelurahan membuat video edukasi tentang HIV AIDS untuk di sosialisasikan pada para calon pengantin di wilayahnya.

“Diharapkan program ini bisa mencegah munculnya kasus baru HIV/AIDS. Kemudian tidak ada kematian terkait penyakit itu dan hilangnya stigma di kalangan masyarakat,” tuturnya.

Kolaborasi berbagai pihak untuk mencapai target pada 2030 juga diungkapkan Tri Irwanda dari Rumah Media Interaksi yang menilai peran media sangat penting malahan juga wajib untuk turut mengedukasi masyarakat tentang pencegahan HIV/AIDS.

“Edukasi yang diperlukan adalah menyebarkan informasi selengkap mungkin dan akurat tentang HIV AIDS, mulai dari penularan, pengobatan sampai pencegahannya. Karena tidak sedikit warga yang belum paham tentang HIV/AIDS, bahkan hal-hal dasarnya,” tuturnya.(*)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *