Video Lendir dari Mulut Pasien Diduga Corona, Ini Penjelasan Dokter Paru

RADARSUKABUMI.com – Sebuah video yang diduga penanganan medis pasien virus corona mengeluarkan cairan berupa lendir dari mulut kini menjadi viral. Dilansir dari tempo.co, pada video berdurasi 1 menit juga terdengar penjelasan dari seseorang bahwa cairan tersebut secara bertahap membuat paru-paru kehilangan fungsi ventilasi dan membuat pasien dalam keadaan hipoksi hingga meninggal dunia karena gagal napas.

Ketua Umum Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) Agus Dwi Susanto pun menanggapi mengenai video yang beredar di jejaring perpesanan online. Dia mengaku belum pernah melihat langsung penanganan pasien seperti yang ada di video. “Saya belum pernah melihat langsung pasien yang seperti itu,” kata Agus, Selasa (28/4/2020)

Bacaan Lainnya

Penjelasan video juga menyebutkan bahwa cairan kental itu merenggut nyawa pasien COVID-19 dan membuat penderita berjuang seperti tenggelam dalam sumur, lalu berteriak ‘tolong’. “Mereka dipenuhi dengan keputus-asaan dan rasa sakit, terengah-engah, bahkan jika memakai masker oksigen dan ventilator, tidak dapat menghirup oksigen,” bunyi keterangan dalam video.

Namun, Agus yang juga dokter spesialis paru konsultan itu mengirimkan video lain yang merupakan hasil teropong pasien COVID-19 oleh salah satu dokter paru di Tangerang. Dalam video yang bertuliskan nama dokter spesialis paru Sylvia itu juga terlihat cairan serupa melalui kamera teropong di saluran napas.

“Terlihat saluran napas atau saluran udara masih bagus, ada lendir tapi tidak banyak dan tidak menutup saluran udara,” kata Agus, yang praktik di RS Awal Bros Bekasi Timur.

Jika melihat video yang beredar, lulusan Spesialis Pulmonologi dari Universitas Indonesia itu menerangkan, cairan keluar dari mulut bukan di saluran napas. “Mestinya dilihat dari dalam saluran udaranya dengan teropong,” tutur dia.

Agus juga memperingatkan kepada masyarakat bahwa jika mendapatkan informasi yang belum jelas sumbernya agar melakukan pengecekan ke dokter yang berkompeten, supaya tidak menimbulkan kehebohan di masyarakat.

“Kita tetap waspada terhadap COVID-19, karena sangat infeksius, dan ada risiko menimbulkan kematian terutama usia lanjut dan dengan penyakit komorbid,” ujar Agus. “Jadi tetap hati-hati, tetap di rumah, lakukan social distancing, pakai masker bila ke luar rumah, cuci tangan teratur.”

(tempo/izo/rs)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *