Kisah Para Nelayan Pandeglang yang Selamat dari Tsunami (1)

Pantauan Jawa Pos, Senin kemarin masih banyak kapal yang rusak. Ada juga kapal yang seperti habis terdorong ombak besar dengan posisi melintang. Casman, 52, salah seorang pengurus kelompok nelayan Sidamukti, menuturkan bahwa kapalnya yang berukuran 21 gross tonnage juga jadi korban. Setengah buritan kapal itu tenggelam. Kapal tersebut tepat di depan kantor polisi perairan. ”Kalau bagian belakang itu masih bisa nanti diperbaiki,” kata Casman.

Di perkampungan Sidamukti juga masih berserakan sampah atau puing-puing kayu. Beberapa warga terlihat membersihkan puing-puing itu dari depan rumah mereka. Rasyim yang mendapatkan kabar kondisi kampungnya rusak diterjang tsunami langsung memilih bertahan di laut.

Bacaan Lainnya

Dia berlindung di Pulau Liwungan bersama anak buahnya sembari berharap tidak ada tsunami lagi. Minggu sekitar pukul 01.30 dia pun memutuskan untuk kembali ke kampung dengan perkiran bisa sampai saat hari sudah terang.

Dari para tetangga dan rekan sesama nelayan, Rasyim tahu bahwa masih banyak yang tak seberuntung dirinya. Terutama nakhoda dan anak buah lima kapal yang hendak dia temui. Mereka juga berjuang melewati malam-malam yang mengerikan itu.

 

(*/c10/agm)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *