Soal Ekspor Alas Kaki, Indonesia Terbesar Keenam Dunia

Penjualan alas kaki di Indonesia

RADARSUKABUMI.com – Data Asosiasi Persepatuan Indonesia menunjukkan rata-rata value ekspor alas kaki naik 6,4 persen dalam lima tahun terakhir.

Namun, angka tersebut masih kalah jauh dibandingkan Vietnam. Selama periode 1999–2018, ekspor alas kaki Indonesia tumbuh 8,47 persen. Adapun Vietnam tumbuh 15,96 persen.

Bacaan Lainnya

Ketua Asosiasi Persepatuan Indonesia (Aprisindo) Jatim Winyoto Gunawan mengatakan bahwa sebagian besar produk alas kaki Indonesia yang masuk pasar ekspor merupakan yang bahan atasan (upper)-nya terbuat dari kulit.

“Kontribusinya 52 persen,” katanya, Selasa (9/7).

Posisi kedua adalah sepatu berbahan tekstil yang kontribusinya mencapai 34 persen.

Winyoto mengatakan, ekspor alas kaki Indonesia masih didominasi industri-industri di kawasan Banten.

“Disusul Jatim, Jateng, dan Kepulauan Riau,” lanjutnya.

Setiap tahun ekspor alas kaki tanah air tumbuh. Namun, angkanya memang tidak besar.

’’Perang dagang AS dan Tiongkok pada 2018 membawa berkah bagi Vietnam,’’ ungkap Winyoto.

Adidas, menurut dia, mengalihkan belanjanya dari Tiongkok ke Vietnam. Akibatnya, pertumbuhan industri alas kaki Vietnam meningkat pesat.

Agar bisa bersaing dengan Vietnam, sambung Winyoto, pemerintah perlu turun tangan. Misalnya, memberikan insentif bagi industri alas kaki.

Selain untuk menggenjot pasar ekspor, insentif akan meningkatkan daya saing. Apalagi, tingkat produktivitas industri alas kaki di Jatim sedang turun.

“Sebanyak 65 persen kebutuhan bahan baku dan bahan pendukung industri alas kaki kami masih impor,” kata Winyoto.

Sementara itu, industri komponen dan bahan tambahan industri alas kaki tidak berkembang. Misalnya, aksesori dan penyamakan kulit.

Sebenarnya, jika dibandingkan dengan Vietnam soal impor bahan baku, Indonesia unggul.

Sebab, tingkat ketergantungan Vietnam terhadap bahan baku impor mencapai 70 persen.

Namun, soal pengupahan tenaga kerja, Indonesia kalah jauh. Upah buruh di Indonesia jauh lebih tinggi.

Selain mendorong industri bahan baku, menurut Winyoto, pemerintah perlu melakukan match antara industri alas kaki dan industri tekstil.

Salah satunya mendorong industri bahan baku skala UMKM jadi supplier industri di Pusat Logistik Berikat (PLB).

Selama ini kendala bagi pemasok bahan baku lokal adalah perizinan. Winyoto berharap pemerintah bisa mencarikan solusi.

Hingga kini, Indonesia merupakan eksportir alas kaki terbesar keenam di dunia, sedangkan Vietnam ketiga.

(car/c15/hep/izo/rs)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *