Distribusi Panjang Picu Mahalnya Daging Sapi

JAKARTA – Harga daging sapi segar di pasaran konsisten tinggi, yaitu berada di kisaran lebih dari Rp100 ribu per kilogram. Banyak hal yang menyebabkan harga daging sapi segar terus tinggi, salah satunya adalah panjangnya rantai distribusi daging sapi.

Kepala Bagian Penelitian Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) Hizkia menyebutkan, daging sapi lokal melewati tujuh hingga sembilan tahapan sebelum sampai di tangan konsumen. Proses distribusi dimulai dari peternak.

Mereka menjual sapi mereka, langsung kepada pedagang setempat yang berskala kecil atau melalui tempat penggemukan sapi (feedlot) yang memberi makan sapi secara intensif untuk meningkatkan bobot sapi dan nilai jualnya.

Setelah itu, sapi dijual lagi ke pedagang setempat berskala besar dengan menggunakan jasa informan untuk mendapatkan harga pasar yang paling aktual. Kemudian, lanjut Hizkia, sapi dijual lagi ke pedagang regional, yang wilayah dagangnya meliputi beberapa kabupaten, provinsi dan sejumlah pulau kecil.

“Kemudian sapi kembali dijual ke pedagang yang ada di penampungan ternak (holding groud). Tahapan ini berfungsi sebagai area transit ketika mereka menunggu pedagang grosir dari Rumah Potong Hewan (RPH) untuk memilih hewan ternak yang akan dibeli dan dipotong. Lalu daging sapi yang dihasilkan dapat dijual langsung ke pedagang grosir berskala besar di pasar atau melalui tengkulak yang membantu pedagang di RPH untuk mendapatkan pembeli,” urainya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *