Beras Mahal di Sukabumi, Diskumindag-Bulog Gelontorkan 129 Ton Beras

Beras Mahal
MAHAL: Salah satu pedagang beras di pasar tradisional Kota Sukabumi sedang memeriksa beras di kiosnya. (widi/radarsukabumi)

SUKABUMI – Harga beras di Kota Sukabumi semakin mahal di awal September 2023. Kenaikan harga tersebut imbas dari turunnya pasokan beras dari petani, lantaran belum masa panen jadi tidak merata serta musim kemarau. Kedua faktor tersebut menjadikan beberapa para petani mengalami gagal panen.

Dinas Koperasi Usaha Mikro Perindustrian dan Perdagangan (Diskumindag) Kota Sukabumi merilis hasil pantauan di Pasar Pelita dan Pasar Tipar Gede bahwa semua jenis beras mengalami kenaikan harga. Diantaranya Beras Ciherang Cianjur I naik dari Rp13.200 jadi Rp14.000/kg, Beras Ciherang Cianjur 2 naik dari Rp12.800 jadi Rp13.500/kg.

Bacaan Lainnya

Kemudian Beras Ciherang Sukabumi naik dari Rp12.400 jadi Rp13.500/kg, Beras Premium naik dari Rp13.000 jadi Rp14.000/kg dan Beras Medium Lokal terendah naik dari Rp12.000 jadi Rp13.000/kg.

Petugas Pengawasan Barang Strategis Diskumindag Kota Sukabumi, Moh. Rifki mengatakan, kenaikan harga komoditas beras ini diduga dipengaruhi berkurangnya pasokan ke pasar akibat produksi pertanian yang terdampak kekeringan.

Selain itu adanya perubahan harga beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) di tingkat konsumen. Namun meski begitu pihaknya memastikan stok beras masih terkendali. Dirinya menghimbau agar masyarakat tidak panik dengan adanya kenaikan harga beras ini.

“Untuk saat ini stok beras di pasar tradisional di Kota Sukabumi masih terkendali dan kami pun dari diskumindag selalu berkoordinasi dengan Bulog Subdivre Cianjur agar menyalurkan beras ke 21 toko beras rekanan Bulog, agar harga beras di tingkat konsumen tidak terlalu tinggi ,” ucapnya.

Adapun realisasi Bulog hingga 28 Agustus ini sudah menyalurkan 129.000 kg atau 129 ton beras yang sudah disebar.

Sementara itu, kenaikan harga beras yang terus melonjak mulai mendapat keluhan dari ibu-ibu di Kota Sukabumi. Salah satunya diutarakan oleh Nensih (34) warga Nanggeleng, Kecamatan Citamiang.

Nensih mengaku sebal dengan harga beras yang mahal. Karena untuk harga beras terendah saja harganya sudah mencapai Rp12 ribu per kilogram. Biasanya harga tersebut ia beli untuk beras dengan kualitas premium.

“Biasanya saya beli yang Rp12 Ribu per kilogram itu udah kualitasnya bagus, sekarang yang bagus saja sudah di harga Rp14 ribu per kilogram. Kalau saya biasa beli di grosir itu 10 kilo, kalau mahal gini paling dikurangi aja belinya,” keluhnya.

Ia berharap pemerintah bisa segera mencari solusi untuk kembali menurunkan harga beras. Menurutnya beras merupakan barang pokok yang wajib dibeli untuk kebutuhan dapur. (wdy)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *