Usai Abdul, Datang Zenal

WALURAN– Beberapa minggu kemarin, Bocah penyandang disabilitas Kecamatan Cibadak dihebohkan dengan kisah perjuangan anak kelas 3 SD Mukhlis Abdul Holik atau yang akrab di panggil Abdul.

Bahkan atas, perjuangan abdul yang berangkat sekolah dengan cara merangkak itu mendapatkan perhatian dari beberapa kalangan, mulai dari kalangan pemerintah, politikus hingga pejabat dari berbagai instansi.

Bacaan Lainnya

Kini, hal serupa kembali muncul ke permukaan. Dia adalah Zenal (14) siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri (SDN) Gunung Rosa, Desa Mangujaya, Kecamatan Waluran yang bernasib sama dengan abdul.

Diketahui bocah difabel asal warga Kampung Cijawa, Desa Mangunjaya, Kecamatan Waluran sama bersemangatnya dengan Abdul saat bersekolah.

Salah satu guru SDN Gunung Rosa, Dede Intan mengatakan, semangat Zaenal untuk tetap pergi ke sekolah patut diacungi jempol.

Lantaran, meskipun mengalami cacat pada kedua kakinya, namun Zaenal tetap semangat menimba ilmunya di sekolah.

“Karena tidak bisa berjalan normal, maka Zaenal ini setiap hari berangkat ke sekolah diantar oleh kerabatnya menggunakan motor dengan jarak tempuh 5 kilometer,” jelas Dede kepada koran ini, kemarin (18/11).

Lebih lanjut ia menjelaskan, pihak sekolah telah mengagumi kepribadian Zaenal. Selain memiliki semangat untuk sekolah, ia juga memiliki kecerdasan seperti anak pada umumnya.

“Walaupun fisiknya terdapat kekurangan. Seperti tidak berjalan normal, namun Zaenal cukup cerdas. Bahkan, ia kerap mengikuti pelajaran olahraga yang dikira ia tidak bisa melakukannya,” bebernya.

Zaenal yang merupakan seorang bocah anak yatim tersebut, ujar Dede, telah mendapatkan bantuan kursi roda dari Dinas Pendidikan Kabupaten Sukabumi pada beberapa tahun silam.

“Zaenal mengidap difabel sejak bawaan lahir. Ia yang merupakan anak terakhir dari dua bersaudara ini, kondisi ekonomi keluarganya sangat memprihatinkan.

Ibunya yang kini usianya sudah lanjut usia harus rela banting tulang untuk memberi nafkah kepada anak-anaknya,” ujarnya.

Untuk itu, pihak sekolah setiap bulannya telah memberikan bantuan kepada keluarga Zaenal, agar ia tetep bisa bersekolah. “Karena, pihak sekolah sangat terharu dengan semangat belajarnya.

Makanya, kami selalu memberikan uang kepada ibunya. Ya, ibunya Zaenal ini kerjanya buruh serabutan,” bebernya.

Pihak sekolah sengaja menerima Zaenal untuk dapat menimba ilmu disekolah tersebut. Padahal, SDN Gunung Rosa merupakan sekolah umum dan hanya menerima siswa normal.

Namun, dengan kondisi keluarga yang dinilai kurang mampu dan jarak untuk ke Sekolah Luar Biasa (SLB) juga jauh.

Untuk sekedar memenuhi kebutuhan pendidikannya, maka Zaenal di ikut sertakan dalam ruangan kelas untuk mengikuti pelajaran bersama siswa lain.

“Seharusnya Zaenal itu bersekolah bareng dengan penyandang disabilitas lainnya di SLB, namun dengan keterbatasan orang tuanya dan semangat anaknya yang selalu ingin bersekolah, dengan rasa iba maka, terpaksa kami terima.

Setelah masuk sekolah, ternyata Zaenal memiliki kelebihan lain yang tidak dimiliki dari siswa normal pada umumnya,” pungkasnya.

 

(den/d)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *