Tegalbuleud Diamuk Bugeul

Kondisi banjir di Muara Cibuni, Desa/Kecamatan Tegalbuleud, Kabupaten Sukabumi yang disebabkan oleh pasir laut yang terbawa angin atau disebut bugeul.

SUKABUMI – Fenomena alam langka yakni tertutupnya muara sungai Cibuni akibat pasir laut selatan terbawa angin atau disebut bugeul, mengancam ratusan warga di Desa/Kecamatan Tegalbuleud, Kabupaten Sukabumi.

Pasalnya, banjir tersebut kini semakin meluas. Selain mengancam pemukiman penduduk, banjir tersebut juga telah merendam ratusan hektare lahan pesawahan.

Bacaan Lainnya

Koordinator Pusdalops Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi, Daeng Sutisna mengatakan, berdasarakan peninjauan petugas lapangan, setiap harinya air terus naik hingga sampai 25 centimeter.

“Iya, kalau saat ini baru ada empat rumah warga di Kampung Datarnangka yang terendam air setinggi tumit orang dewasa,” jelas Daeng kepada Radar Sukabumi, kemarin (20/11).

Warga yang rumahnya terendam, belum mau dievakuasi. Mereka lebih memilih tinggal di rumahnya. “Meski begitu, kami sudah bekerjasama dengan Muspika setempat, agar segera melakukan evakuasi bila kondisi airnya semakin meluas,” imbuhnya.

Berdasarkan assessment di lapangan, fenoma alam ini terjadi sejak 1980 lalu. Hingga saat ini, pihaknya mengaku belum bisa mengetahui secara pasti mengenai kerugian materil akibat fenomena alam tersebut.

“Namun, untuk dugaan sementara ditaksir kerugian mencapai ratusan juta rupiah. Lantaran, selain ratusan hektare lahan pertanian, juga banyak kolam warga yang terendam,” timpal Daeng.

Sementara itu, Camat Tegalbuleud, Antono mengatakan, kejadian tersebut terjadi karena tertutupnya muara sungai Cibuni oleh pasir laut yang terbawa angin atau disebut dengan bugeul. Sehingga, air dari sungai tidak bisa mengalir ke laut dan akhirnya meluap serta merendam ratusan lahan pertanian.

“Kejadian seperti ini sering terjadi setiap tahunnya. Namun tahun ini, lebih luas lahan yang terendamnya. Hingga sampai 200 hektare,” jelas Antono.

Kejadian ini, sering terjadi pada saat puncak kemarau panjang dan akan kembali surut saat musim hujan. “Namun anehnya, saat ini ketinggian air bukannya surut, malah semakin meluas.

Untuk itu, kami bersama petugas gabungan terus memantau dan siaga di lokasi banjir tersebut. Untuk menjaga hal yang tak diinginkan, kami menghimbau kepada seluruh warga agar meningkatkan kewaspadaannya,” pungkasnya.

Seputar Fenomena Bugeul di Tegalbuled

  • Fenomena alam ini yang disebut Bugeul ini, terjadi karena tertutupnya muara sungai Cibuni oleh pasir laut yang terbawa angin.
  • Air dari Muara Cibuni tidak bisa mengalir ke laut dan akhirnya meluap serta merendam ratusan lahan pertanian.
  • Setiap tahunnya, wilayah Tegalbuleud memang sering diterjang Bugeul dan terjadi pada saat puncak kemarau panjang.
  • Fenomena alam ini, terjadi sejak 1980 lalu.
  • Dari setiap tahunnya, baru kali ini fenomena Bugeul yang besar hingga meredam rumah warga dan ratusan hektare lahan pertanian

Dampak yang Ditimbulkan Akibat Fenomena Bugeul

  • Air mulai meluap di Muara Cibuni, Desa/Kecamatan Tegalbuleud, sejak September 2019 lalu.
  • Saat ini, kondisi air setiap harinya terus naik hingga sampai 25 centimeter atau setinggi tumit orang dewasa.
  • Banjir ini, selain meredam sekitar 200 hektare lahan pertanian, juga telah meredam empat rumah warga.
  • Empat rumah warga yang terendam air itu, setinggi tumit orang dewasa.
  • Puluhan rumah warga di dua kampung tersebut saat ini terancam terendam namun masih belum dievakuasi.
  • Kini, petugas gabungan terus memantau dan siaga di lokasi banjir tersebut.

*Sumber: BPBD Kabupaten Sukabumi dan diolah dari berbagai sumber

 

(den/t)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *