Sosiolog: PJJ Bikin Pendidikan Semakin Timpang

ILUSTRASI: Pembelajaran jarak jauh (PJJ) (Dok/JawaPos.com)

JAKARTA – Pembelajaran jarak jauh (PJJ) menjadi alternatif setelah pemerintah meniadakan kegiatan belajar mengajar (KBM) secara langsung di sekolah akibat virus Covid-19. Hal itu pun menjadi tantangan tersendiri bagi dunia pendidikan Indonesia.

Namun, menurut Peneliti Sosiologi Pendidikan di Pusat Penelitian Kependudukan LIPI Anggi Afriansyah, PJJ berdampak makin melebarnya ketimpangan pendidikan.

Bacaan Lainnya

’’PJJ ini membuka ketimpangan pendidikan di negeri ini. Jadi, kalau ada transformasi, transformasinya terpaksa dan cenderung menguntungkan mereka yang punya kapital dalam konteks infrastruktur pendidikan yang layak dan digital, juga sumber daya manusia atau guru yang berkualitas,’’ ujarnya dalam webinar Refleksi Akhir Tahun 2020 Bidang Pendidikan, Minggu (27/12).

Sementara itu, bagi mereka yang tertinggal, baik di perkotaan atau pun daerah, mereka mempunyai keterbatasan. Kata dia, potensi mereka untuk tertinggal dengan adanya PJJ yang hanya mengandalkan teknologi digital makin meningkat.

Oleh karenanya, fokus Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) adalah mengikis ketimpangan tersebut dengan berbagai kebijakan struktural yang harus lebih berpihak pada mereka yang tidak punya akses, baik itu yang ada di wilayah 3T ataupun kelompok miskin perkotaan.

‘’Jangan sampai mereka beneran merdeka belajar, ya artinya tidak belajar gitu atau ada yang di perkotaan. Ada salah satu orang tua itu pernah bilang gering gara-gara daring, jadi sakit gara-gara memikirkan belajar anaknya dan dia juga memikirkan pekerjaannya,’’ terang dia.

Maka dari itu, pemerintah perlu merangkul berbagai pihak di bidang pendidikan untuk melakukan dialognya. Diharapkan, 10 bulan ini telah membuat pemerintah telah memiliki peta-peta mana daerah yang pelajarnya semakin tertinggal tersebut.

’’Jadi tidak hanya peta umum. Pemerintah punya mesin birokrasi di daerah, saya yakin harusnya sudah tahu soalnya daerah mana sebetulnya yang sudah siap tatap muka dengan syarat yang ketat tentunya, daerah mana yang lanjut PJJ-nya, daerah mana yang tidak punya akses gitu,’’ tegas Anggi. (sai)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *